Ketika mendengar jurusan Hospitality, biasanya orang langsung berasumsi bahwa masa depan lulusannya berada di perhotelan atau restoran. Padahal, lapangan pekerjaannya beragam dan terbuka lebar, lho. Sama halnya seperti profesi koki. Dalam benak masyarakat umum, seorang koki memiliki ruang kerja di dapur dan ia selalu siap memasak sesuai pesanan para customer. Namun kenyataannya, ada banyak perusahaan lain yang dapat ia rambah selain restoran.
Koki dengan Ribuan Restoran
Gungun Chandra Handayana merupakan salah satu bukti bahwa lulusan Tata Boga tidak melulu harus menggunakan topi putih. Saat ditanya profesinya, ia menjawab dengan mantap: koki. Lalu, pada pertanyaan jumlah restoran yang ia miliki, ia jawab: ribuan di seluruh Nusantara. Bagaimana bisa? Ternyata, sebagai Executive Chef Unilever Food Solution, pria yang lahir di Bandung ini memiliki klien dalam jumlah berlimpah dari Sabang sampai Merauke.
“Kami adalah technical chef,” terang Gungun dalam acara The Host Afternoon Tea, di Universitas Prasetiya Mulya hari Jumat (25/5) lalu. “Tugas kami adalah mempromosikan sebuah produk ke customer. Misalnya kamu punya produk saos sambal, kami harus menemukan cara untuk mengenalkan saos itu ke pembeli, yaitu dengan mengolahnya jadi makanan.”
Sebelumnya, Gungun mengail pengalaman dari hotel ke hotel. Mendapatkan tawaran untuk bekerja di Unilever, ia sempat enggan karena beranggapan akan terjun ke perusahaan non-food. Keberadaan divisi Food Solutions yang bekerja langsung dengan brand ternama seperti Bango, Lipton, Knorr, Buavita, dan Blue Band mengubah pandangannya. Sekarang, setelah hampir 12 tahun, Gungun sebagai technical chef juga melayani restoran di seluruh penjuru Indonesia untuk bantu memberikan konsultasi dan inovasi terhadap menu atau karyawan.
Banyak Bidang yang Bisa Diterjang
Selain menciptakan resep yang dapat dipahami masyarakat, pekerjaan Gungun juga melibatkan sales dan marketing karena ia pun harus bisa menentukan produk yang sesuai dengan keinginan pasar. Karena itu ia sadar bahwa menjadi seorang chef bukan bekerja di dapur saja.
“Ada banyak sekali kesempatan kerja jika kamu fokus di food and beverage,” Gungun menjanjikan. Pria yang dulu pernah bekerja di Dubai tersebut kemudian memberikan daftar jabatan dan perusahaan yang dapat menjadi opsi lulusan Hospitality, terutama bidang kuliner.
Corporate chef merupakan salah satu pilihan, yaitu koki yang bekerja dalam skala besar seperti perusahaan hospitality, rantai fast-food, atau makanan pesawat. Tak melulu memegang spatula, lulusan juga dapat bekerja sebagai F&B Consultant, melayani para investor yang ingin membuka restoran.
Food Ingredient Manufacture, yang merupakan rahasia dibalik resep-resep instan di restoran cepat saji, jadi salah satu jenis perusahaan yang dapat dieksplor. Begitu juga International Chain Account dan Local Chain Account yang fokus pada ekspansi. Perusahaan Modern Kitchen Equipment pun memerlukan technical chef untuk menunjukkan kemampuan produk dalam menghasilkan makanan berkualitas. Terakhir, sesuai dengan divisi sang pembicara sendiri adalah Food Principal Company yang bekerja langsung dengan brand dan customer.
Prasmul dan Jurusan Hospitality Business
Lulus di akhir tahun 90an, Gungun mengaku bahwa saat berkuliah, ia diarahkan untuk menjadi seorang profesional. “Saya pikir pilihan memang hanya di hotel atau restoran. Namun karena kecintaan saya pada dunia masak, maka saya bertekad untuk masuk sekolah Pariwisata,” kisahnya.
Setelah bergabung di Unilever, ia sadar bahwa lapangan pekerjaan masih terbuka lebar, terutama di industri Travel & Tourism yang merupakan sumber pemasukan negara yang paling utama. Keyakinan ini kembali diteguhkan ketika ia melihat kawan-kawannya berbisnis restoran atau hotel tanpa latar belakang hospitality.
Mengetahui ada program hospitality business di Prasetiya Mulya, jujur saya sangat iri. Rasanya ingin bersekolah lagi.
“Saya memang seorang chef. Tapi akan sulit bagi saya untuk membuka bisnis restoran karena saya tidak memiliki basic bisnis,” Gungun menyampaikan. “Maka dari itu, melihat jurusan Hospitality Business dari Prasmul membuat bangga. Karena mahasiswa tidak hanya dibentuk jadi seorang profesional, tapi juga seorang wirausahawan.”
Ternyata, hotel dan restoran bukan menjadi dua tujuan utama lulusan Hospitality. Baik dari sudut pandang seorang koki di sektor F&B, maupun di sektor akomodasi dan travel, pekerjaan untuk lulusan Hospitality tidak sesempit yang semula dikira. Terutama dengan program Hospitality Business Universitas Prasetiya Mulya, para mahasiswa turut dimotivasi untuk membuka lapangan kerjanya sendiri. (*SDD)
Add comment