Cerita Prasmul
Mengasah Bakat Public Speaking Prasmulyan Melalui Kompetisi Flair Up

Mengasah Bakat Public Speaking Prasmulyan Melalui Kompetisi Flair Up

Today, you will see the finest speakers with eloquence, who have flair in the way they speak.

Inilah janji dari Bu Dwi M. Sosronegoro, selaku Head of Learning Center, saat sedang membuka kegiatan Flair Up Public Speaking Competition pada hari Selasa (17/04) lalu. Berlangsung di Activity Hall, Prasetiya Mulya Kampus Cilandak, Flair Up perdana ini merupakan platform untuk mengekspos bakat bicara Prasmulyan program S1 dan juga program S2. Tak hanya itu, kompetisi ini menjadi sarana untuk merangkul para mahasiswa dalam mengasah, melatih, dan menyempurnakan kemampuan public speaking mereka.

Dengan ruangan yang kian ramai oleh pendukung dan pendengar, satu per satu finalis mengerahkan kemampuan mereka di atas panggung tanpa meninggalkan jejak keraguan. Tahun ini, panitia meletakkan pilihan tema di telapak tangan tiap mahasiswa. Berkat kebebasan tersebut, ke-14 kontestan menampilkan topik unik sesuai kegemarannya dan disajikan dengan karakter berbeda. Tak hanya buat takjub melalui pengetahuan mereka mengenai berbagai isu dunia, namun sebagian besar juga mampu memancing antusias penonton dan bahkan mengundang tawa.

Tiap kontestan memiliki unsur unik dalam penyampaian pidato mereka.

“Kompetisi ini berjalan luar biasa. Animo dari mahasiswa sungguh mengejutkan,” ungkap Bu Dwi. “Saya tidak menyangka para peserta memikirkan isu sosial, lingkungan, nilai hidup, dan semua yang mempengaruhi kemanusiaan. Fantastic!”

Chandra Goldie Aulia, mahasiswa MM Regular Angkatan 57, berhasil memesona juri dengan pidatonya bertajuk The Dunning Kruger Effectception. Membahas korelasi antara ilmu dan tingkat kepercayaan diri seseorang, Chandra secara sengaja menyelipkan unsur ironis untuk membuktikan gejala Dunning Kruger Effect pada para penonton. Penuh inspirasi dan humor, topik tersebut melontarkan Chandra ke bangku kemenangan.

“Awalnya, judul tulisan saya adalah ‘Why People Live in Hoax’,” tutur Chandra pada Ceritaprasmul. “Namun saya merasa topik ini kurang engaging. Saya sempat panik dan mengubah topik satu minggu sebelum lomba.”

Chandra merebut juara pertama dengan pidatonya, The Dunning Kruger Effectception.

Jangan jadi orang lain kecuali diri Anda sendiri saat sedang public speaking.

Chandra mengaku ini merupakan perlombaan pertamanya, namun tak menutup pintu jika ada kesempatan untuk mewakili Prasmul dalam kompetisi public speaking berikutnya.

Tak kalah menawan adalah Yosephine Devina Wijaya, mahasiswi S1 Branding 2016 yang merenggut juara 2 dengan topik bahasannya, “What Does Sustain Mean to You?”. Satu hal mencolok yang membedakan penampilan Yosephine dari kontestan lain adalah suara alunan musik dramatis yang menyertai pidatonya. Dalam kurang dari 5 menit, Yosephine memotivasi pendengarnya untuk turut mempromosikan sustainable living.

Yosephine menggunakan musik dramatis untuk mengiringi pidatonya.

Menurut saya kurang adil bahwa hanya ada 3 juara, karena seluruh kontestan memberikan penampilan yang sangat bagus sesuai style dan tema mereka masing-masing.

My speech is like a campaign. Dan goals dari pidato saya adalah membuat semua orang di ruangan prihatin dan sadar dengan keadaan bumi,” Yosephine menjelaskan. “Maka dari itu saya gunakan musik untuk menyesuaikan tone pidato saya yang cenderung sedih. Orang yang mendengar akan merasa tersentuh dan ingin take action.

Bagi kedua pemenang tersebut, penyandingan mahasiswa S1 dan S2 dalam lomba public speaking ini merupakan kesempatan untuk berkenalan dan berkoneksi.  Sejalan dengan falsafah para panitia penyelenggara, Yosephine mengungkapkan bahwa umur dan tingkatan tidak bisa dijadikan tolak ukur dalam kontes berpidato. Pada akhirnya, Flair Up membuktikan adanya kesetaraan skill yang disandang para partisipan dari kedua program tersebut.

Animo dari peserta dan pendukung mengejutkan kepala penyelenggara Flair Up, Bu Dwi M. Sosronegoro.

“Saya bangga pada semua kontestan,” ujar Prof. Agus W. Soehadi, Ph.d, Dekan School of Business and Economics, sebagai penutup acara. “Melihat presentasi kalian, saya yakin dan percaya bahwa 2-3 tahun dari sekarang, kita mampu mengalahkan universitas Ivy League seperti Harvard.”

Selamat kepada para pemenang dan kontestan yang telah unjuk gigi di Flair Up Public Speaking Competition yang pertama. Ini merupakan event sukses yang membuka sebuah tradisi baru, di mana tahun-tahun berikutnya akan dipersatukan kembali serangkaian pembicara berbakat yang tak gentar untuk menyampaikan aspirasi mereka. (SDD)

Pemenang Flair Up Public Speaking Competition 2018:

1st Place – Chandra Goldie Aulia (The Dunning Kruger Effectception)

2nd Place – Yosephine Devina Wijaya (What Does Sustain Mean to You)

3rd Place – Muhammad Avicienna Akbar (Labelled Wrong)

1st Runner Up – Kevin Tania (Magic is Not Always Magical)

2nd Runner Up – Joan Sally Limantara (Intelligence is Not Enough)

Simak videonya disini: Flair Up 2018

mm

Sky Drupadi

Add comment

Translate »