Cerita Prasmul
Mengubah Arah: Kisah Edward Salim Buwono Menemukan Jalan di Dunia Pendidikan

Mengubah Arah: Kisah Edward Salim Buwono Menemukan Jalan di Dunia Pendidikan

Masih adakah Gen Z yang peduli dengan dunia pendidikan? Big YES! Sebenarnya apa sih yang membuat seorang Edward Salim Buwono, alumni Prasmul angkatan 2015, akhirnya memilih dunia pendidikan sebagai tempatnya berkarya? Let’s dive into his journey! Perjalanannya dimulai dari finance, berlanjut ke retail, hingga akhirnya menemukan passion di dunia pendidikan. Sekarang, Edward fokus membangun My Little Island School, bisnis pendidikan keluarganya di Malang. 

Tantangan di Prasmul: Bukan Sekedar Kampus Biasa

Aku tertarik sama tantangan dan kompetisi, makanya pilih Prasmul!

Dari awal, Edward sudah tertarik dengan tantangan yang ditawarkan Prasmul. Meskipun awalnya ingin kuliah di luar negeri, ia akhirnya menjatuhkan pilihan ke Prasmul. Menurut Edward, “Seleksi Prasmul itu lewat tes. Itu bikin gue ngerasa, wah, berarti mereka benar-benar serius screening mahasiswa dan itu tantangan yang menarik buat gue,” ungkapnya.

Edward saat menjadi Wakil Student Board

Program S1 Finance and Banking yang ia pilih memberikan exposure lebih dari sekadar teori. Salah satu penerima beasiswa LPDP ini juga melihat bahwa Prasmul mendorong kompetisi sehat di antara mahasiswa, yang menurutnya adalah lingkungan yang pas untuk berkembang. Ada banyak kesempatan untuk project-based learning, sertifikasi bergengsi seperti CFA, hingga kesempatan studi ke luar negeri sesuai dengan impiannya.

Dari Finance ke Pendidikan: Mencari Makna di Setiap Langkah

Setelah lulus, Edward bekerja sebagai Merchandising Manager di Blibli selama dua setengah tahun. Meski bukan passion utamanya, pengalaman di Blibli tetap menjadi bagian penting dalam perjalanan kariernya. Ia belajar banyak tentang manajemen bisnis, strategi komunikasi, dan kolaborasi tim.

Yang menarik, passion Edward di dunia pendidikan mulai terasah saat magang di Sinarmas World Academy sebagai Marketing Intern. Di sinilah ia mulai menemukan ketertarikan pada pendidikan. “Waktu magang di Sinarmas World Academy, gue belajar banyak tentang gimana sekolah di Jakarta beroperasi, dari handling parents sampai social media mereka. Itu pengalaman yang sangat membuka wawasan gue, dan banyak hal yang gue bawa pulang ke Malang,” jelas Edward.

Keputusan untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri pun semakin bulat. Edward menempuh program Master of Arts in Educational Leadership di The University of Manchester. Studi ini membekali Edward dengan wawasan baru tentang pentingnya pendidikan anak usia dini dan metode Montessori yang menjadi filosofi di sekolah keluarganya.

Passion di Pendidikan: Tantangan dan Potensi

Saat kembali ke Indonesia, Edward menghadapi tantangan besar: perbedaan sistem pendidikan antara Indonesia dan Inggris. Namun, ia melihat hal ini sebagai peluang untuk mengembangkan sektor pendidikan swasta di Indonesia. “Sistem pendidikan di Indonesia itu masih berkembang, dan ini jadi kesempatan buat kita di sektor swasta untuk mengisi gap itu,” jelasnya.

Edward sangat terinspirasi oleh filosofi Maria Montessori, yang ia terapkan dalam My Little Island School. “Gue terinspirasi banget sama filosofi Montessori. Anak itu bekerja seperti spons, atau yang lebih dikenal dengan istilah Absorbent Mind, mereka menyerap apapun yang ada di sekitarnya. Jadi penting banget untuk menciptakan lingkungan yang positif, baik di rumah maupun di sekolah,” ungkap Edward.

Edward bersama murid di My Little Island School

Dengan pendekatan Montessori dan pengetahuan yang diperolehnya, Edward telah berhasil mengembangkan sekolah keluarganya hingga memiliki 7 cabang di berbagai daerah di Kota Malam dalam kurun waktu 5 tahun. Baginya, pendidikan adalah sektor yang krusial namun belum banyak dilirik oleh generasi muda. Hal ini memberikan peluang besar baginya untuk terus berinovasi dan memberikan dampak positif bagi anak-anak Indonesia.

Perjalanan Edward membuktikan bahwa meskipun kita memulai dari satu bidang, passion sejati bisa muncul di tengah perjalanan. Berbekal ilmu dari Prasmul dan pengalaman hidupnya, Edward kini menjadi bagian penting dalam membangun masa depan generasi muda di Indonesia. 

“Gue selalu bilang, Prasmul itu bikin kita siap kerja. Kita terbiasa dengan banyak project yang applicable, jadi sudah tahu realita di dunia kerja sebelum lulus. Itu bikin gue merasa lebih confident pas masuk dunia kerja dan bisnis.”

Edward adalah contoh bahwa meski kita memulai dari satu bidang, passion sejati bisa muncul di sepanjang perjalanan.

Add comment

Translate »