Cerita Prasmul
Menulis Paper Untuk Program Beasiswa Internasional? Ini Tips dari Tan Jun Lin – Prasmulyan Living Guide

Menulis Paper Untuk Program Beasiswa Internasional? Ini Tips dari Tan Jun Lin – Prasmulyan Living Guide

Let’s say, kamu diterima program study abroad atau ikut lomba yang mengharuskan kamu menulis paper. Panik nggak? Nggak dong, karena ada Tan Jun Lin yang siap spill tips menulis paper untuk ASEAN SEED dengan kadar burnout minimal, step by step! 😌

#1 It’s All about Mindset!

Klise memang, tapi ternyata memulai menulis paper butuh mindset yang tepat. Walau betul kata orang, “Penelitian yang baik adalah penelitian yang selesai”, tetap saja butuh “jiwa” alias motivasi! Buat pemuda yang akrab dipanggil Jun ini, program Canada-ASEAN Scholarships and Educational Exchanges for Development Program atau ASEAN SEED. 

“Pas tau ada program ASEAN SEED, mungkin karena topik yang bisa pilih sendiri, aku jadi nggak ngerasa bosen sih pas ngerjainnya. Malah, aku ngerasa pengetahuan aku bertambah selama ngerjain penelitian ini,” tutur Prasmulyan angkatan 2022 tersebut. 

#2 ~Excitement~ Di Atas Segalanya

Satu lagi hal yang akan membuat kamu makin on fire saat mengerjakan paper adalah ~excitement~. Kalau kamu beruntung dapat kesempatan untuk meneliti topik yang kamu sukai dan passionate, ini akan jadi bensin kamu untuk tetap maju.

Saat menentukan ide, Jun berpikir jangka panjang. “Jadi pas awal milih topik, aku mikir kira-kira topik apa yang menarik biar pas aku ngejalanin riset ini itu nggak bosen., papar mahasiswa S1 Business ini. “Terus, aku sendiri itu tertarik sama otomotif, jadi waktu itu cari-cari, bisa bahas apa ya seputar otomotif?”

Hasil pengamatan yang terkumpul berkat hobinya, ternyata berguna untuk menuntun Jun menelusuri data-datanya lebih dalam lagi.  “Kebanyakan sekarang pameran mobil banyak produk-produk EV gitu, terutama dari Cina, jadi aku tertarik untuk bahas.”

“Pilih topik yang sesuai minat, soalnya kalau nggak sesuai minat pasti bakal ngerasa demot karena bosan.”

#3 The Good Advisor

Tan Jun Lin bertemu dengan Professor Jinsun

Kalau memulai penelitian di bawah program pembelajaran atau perkuliahan, pasti kamu harus mencari yang namanya advisor atau pembimbing. Nah, di proses ini, pastilah kamu akan harus berjuang sedikit 🤏 Semakin spesifik topik yang kamu pilih, semakin sedikit pilihan advisor kamu. Begitu juga sebaliknya. Ini yang dialami oleh Jun.

Anggota Exelust Prasmul ini mencari di website Carleton University, tempat ia akan exchange

“Setelah email 3-5 profesor akhirnya aku dapat jawaban dari Profesor Jinsun. Untungnya aku dapet profesor yang bisa dibilang masih muda, terus sangat open minded, suka sharing, kalau ngobrol juga nyambung, pas di Indo, aku sempat beberapa kali ZOOM meeting sama profesor ini, ngejelasin ini program apa, aku pengen research tentang apa dan akhirnya profesornya setuju.”

#4 Referensi yangTepat

Cuma, kadang-kadang, topik yang kamu minati bisa jadi sangat niche atau relatif baru. Jun menekankan betapa pentingnya punya akses ke data yang reliable. Ternyata, Google Scholar saja belum cukup!

“Yang aku ngerasa susah dari beberapa tahap ini adalah di saat ngumpulin data. Kalau di sini, aku diajarin buat menggunakan database Factiva Dow Jones,” kata Prasmulyan yang hobi hiking dan golf tersebut. Selain referensi-referensi yang tepat seperti Statista untuk data yang dikemas dalam statistik, atau penerbit seperti Sage atau Taylor & Francis, Jun juga mengatakan bahwa metode juga menjadi kunci.

“Karena ini pertama kali aku pake database buat research, jadi aku harus belajar tentang boolean operators buat masukin keyword biar optimal hasil pencariannya.”

#5 YKWIM?

Yang paling penting nih: riset kamu bisa dibaca dan dimengerti semua orang. Karena, buat apa kamu susah-susah meneliti, menulis semua ini kalau ujungnya orang tidak membaca? 😭 

Jun menyarankan memanfaatkan program-program seperti Grammarly, spell-checker, dan selalu cek arti kata, apalagi kalau menulis dalam Bahasa Inggris. Juga, mencari teman atau senior atau dosen yang bersedia membantu proofread penelitianmu.

“Harus ada orang yang bisa bantu proofread hasil penulisan kita. Dan sebaiknya seinformatif mungkin penulisannya,” Jun menambahkan.

#6 Jadilah Visioner!

Percayalah, perubahan zaman sekecil apapun berpengaruh dan mengganti dinamika industri. Pasti akan ada gerakan yang baru. Berlanjut atau berhenti, yang baru ini patut diteliti segala kemungkinan masa depannya.

“Sebenernya menurutku topik yang aku pilih ini menarik banget. Kalau di Indonesia kan mulai banyak kendaraan listrik, dari pemasarannya dan juga produksi, bahkan tambang nikel juga banyak di Indonesia. Nah, salah satu masalah yang aku hadapi adalah datanya nggak banyak di internet karena ini topik yang relatif baru. Kalau ada kesempatan, aku ingin menggali lagi tentang topik ini karena bahkan aku baru tau kalau ternyata di Maluku ada masalah tentang pertambangan nikel, sungai atau pantainya tercemar sampai warna air lautnya cokelat,” jelas Jun.

Add comment

Translate »