Dalam rangka memperingati salah satu tonggak bersejarah bersatunya pemuda-pemudi bangsa Indonesia, Universitas Prasetiya Mulya memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017 pada 7 November 2017 lalu di Kampus BSD.
Sejarah dan keragaman budaya Nusantara merupakan salah satu elemen pemersatu bangsa. Salah satu upaya untuk melestarikan budaya adalah dengan mengenal, mengeksplorasi dan memaknai kuliner nusantara dalam keragaman budaya yang ada di Indonesia. Pada perayaan kali ini, Prasmul mengeksplorasi kuliner nusantara dalam semarak keragaman budaya melalui Seminar Kuliner Nusantara, Workshop Food Photography dan Workshop Fruit Carving yang diikuti oleh seluruh mahasiswa angkatan 2017.
Rangkaian Sumpah Pemuda 2017 dibuka dengan upacara bendera yang diikuti oleh mahasiswa, faculty member, dan professional staff Universitas Prasetiya Mulya. Bertindak sebagai inspektur upacara Prof. Yudi Samyudia, Ph.D dalam pidatonya menyampaikan, “Sumpah Pemuda 1928 telah mempersatukan Pemuda Indonesia untuk memperjuangkan Kemerdekaan Republik Indonesia. Dari Pemuda-lah semangat besar menggapai dan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Indonesia kini menanti bangkitnya anak muda untuk membangun sebuah mimpi Indonesia masa depan. Pemuda Indonesia adalah calon pemimpin dunia!”
Rangkaian acara selanjutnya adalah Seminar Kuliner Nusantara. Sebagai pembicara yaitu, Prof. Dr. Purwiyatno Hariyadi (Vice Chairpersons of Codex Alimentarius Comission) dalam membahas ‘Globalisasi Kuliner Nusantara Melalui Aplikasi Food Processing’, serta Fadly Rahman (Sejarawan) yang membahas ‘Jejak Kuliner Nusantara’.
Fadly memaparkan, “Keragaman kuliner di Indonesia sangat kaya, bisa dinikmati dari Sabang sampai Merauke. Tinggal generasi penerusnya bisa terus melestarikan peninggalan budaya ini.”
Dalam hal globalisasi kuliner dan Food Processing, Purwiyatno menyatakan, “Jika hendak melakukan globalisasi pangan Indonesia ke dunia, maka food processing di Indonesia harus diperbaiki lagi. Mulai dari tersedianya bahan pangan yang mencukupi sampai kemasan yang menarik.”
Ia mengambil contoh rempah-rempah asli Indonesia. Indonesia memiliki rempah-rempah terkaya di dunia setelah Guatemala, namun ketika mencari rempah-rempah yang kita mau terkadang susah ditemui. Hal ini diusulkannya agar menghidupkan budidaya rempah-rempah Indonesia, jadi ketika kebutuhan di dalam negeri sudah terpenuhi, Indonesia bisa mendapat keuntungan dari mengekspor rempah-rempah ke luar negeri.
Workshop Fruit Carving diisi oleh Dini Nurfirahmi (Owner Dapur Makdinur), salah satu fruit carving artists ternama di Indonesia. Para peserta workshop terlihat antusias untuk belajar fruit carving dengan ahlinya.
Pada sesi Workshop Food Photography, Ika Rahma (Food Photographer dan Owner Dapur Hangus) menjadi pembicara dalam workshop ini. Ika berpendapat, “Dengan foto yang bagus, makanan yang biasa bisa menjadi luar biasa. Dengan foto yang indah, makanan yang murah bisa terlihat mahal. Dengan foto yang eye-catching, makanan tradisional-pun bisa naik kelas. Itu semua dibutuhkan teknik fotografi makanan yang bisa kalian pelajari.”
Pada perayaan Hari Sumpah Pemuda ini, diadakan juga lomba food carving dan food photography. Pesertanya merupakan mahasiswa angkatan 2017 yang sudah terbagi menjadi 10 tim terpilih. Kesemua tim tersebut memiliki nama tim dari Provinsi-Provinsi yang ada di Indonesia.
Lomba Food Carving dimenangkan oleh Tim Maluku Utara (Juara 1), Tim Kalimantan Tengah (Juara 2) dan Tim Sulawesi Barat (Juara 3).Lomba Food Photography dimenangkan oleh Tim Jambi (Juara 1), Tim Bangka Belitung (Juara 2) dan Tim Maluku Utara (Juara 3).Terakhir, Lomba Makan Mahasiswa dimenangkan oleh perwakilan Tim Gorontalo (Juara 1), Tim Sulawesi Barat (Juara 2) dan Tim Aceh (Juara 3).
Selamat kepada para pemenang lomba! Sebagai pemuda-pemudi bangsa terus kobarkan semangat juang dan menjaga keberagaman budaya di Indonesia. Sampai jumpa di perayaan Hari Sumpah Pemuda di tahun berikutnya! (*Teks: DDN * Gambar: AKS)
Add comment