Cerita Prasmul
Mitra Comdev Dari Sukabumi dan Cianjur Kunjungi Kampus Prasmul BSD

Mitra Comdev Dari Sukabumi dan Cianjur Kunjungi Kampus Prasmul BSD

Rini  Sumiarsih tak mau menyia-nyiakan kesempatannya yang langka untuk menyambangi Ibukota.  Ditemani  Dede, sang suami dan kedua anaknya yang masih bayi dan balita, Rini menginjakkan kakinya di Kampus Prasetiya Mulya BSD pada hari Rabu (23/12). Sambutan hangat dari mahasiswa terasa berarti buat pemilik usaha keripik talas “Lebay” tersebut.

“Gimana kuliahmu, nak?” sapa Rini dengan penuh kelembutan sesaat setelah seorang mahasiswa yang dikenalnya datang menghampiri dan mencium tangannya.

Rini memang sudah seperti ibu bagi delapan mahasiswa peserta Community Development (Comdev) Prasetiya Mulya 2014. Dengan segala keterbatasan finansialnya, ibu dari tiga orang anak ini tetap berusaha untuk membahagiakan kelompok mahasiswa yang tinggal di rumahnya. Diakui oleh mahasiswa, warga Desa Mayak, Kecamatan Cibeber, Cianjur, Jawa Barat ini memang memiliki dikenal sebagai pribadi yang ramah, jujur,  dan rajin mendoakan setiap orang-orang yang dekat dengannya.  Dalam urusan berbisnis, mitra yang satu ini mendapat acungan jempol dari kelompok mahasiswanya karena dinilai memiliki motivasi yang tinggi untuk sukses.

Jalinan kemitraan mahasiswa dan keluarga Rini ini berawal dari sebuah bangunan gubuk yang diceritakan Rini sudah kusam dan seperti hendak runtuh. Awal tahun 2014, kelompok mahasiswa Comdev 2014 datang mengetuk pintu rumah saat ia dan suaminya sedang mencoba bangkit lewat usaha makanan ringan. Usaha ini baru dirintisnya semenjak sang suami berhenti berjualan kudapan bakso goreng 5 bulan lalu. Keluarga dan usaha Rini saat itu disurvei oleh mahasiswa dan tim Entrepreneurship Development Center (EDC) Prasetiya Mulya  dalam rangka penjajakan kemitraan.

Masih di bangunan yang sama, pada akhir Januari 2014, delapan mahasiswa mulai tinggal di rumahnya selama sebulan.  Hal ini menandai peran baru pasutri Dede dan Rini sebagai mitra usaha Comdev dan sebagai induk semang bagi mahasiswa.   Kelompok mahasiswa bekerjasama untuk membantu usaha Kripik Lebay dalam hal pemasaran, pembukuan, pembentukan kapasitas usaha dan bimbingan bisnis lainnya.

Dampaknya sangat terasa bagi Rini dan usahanya ini. Saat ini, produk Keripik Lebay memiiliki rasa berbeda-beda: balado, keju dan original. Juga pangsa pasarnya yang mencapai 135 toko.

“Pendapatan kotor kalau sebelum ada mahasiswa itu sekitar Rp 150-200 ribu/minggu. Setelah ada mahasiswa seminggu Rp 1,5 juta per minggu. Bersihnya Rp 300 ribu/minggu,” katanya saat diwawancarai Detik.com pada acara Media Gathering Prasetiya Mulya 2014.

.

Pada hari sebelumnya (22/04/14), Rini diundang oleh Entrepreneurship Development Center Prasetiya Mulya ke Jakarta  untuk berkisah di hadapan para wartawan tentang pengalamannya bermitra usaha dengan kelompok mahasiswa S1 Prasetiya Mulya. Rini membawa serta keluarganya pada acara tersebut.

Mitra dari Sukabumi

Rini tidak sendiri ke Jakarta. Mitra Comdev lainnya yang datang adalah Mak Lis (66) — sapaan akrab Lis Maesaroh. Mitra binaan Comdev Prasetiya Mulya pada tahun 2008 dari Klapanunggal,  Sukabumi dengan produk Keripik Pisang Serut “Mak Lies” ini datang bersama putranya.

 

Mak Lis bercerita bahwa ketika tinggal di kediamannya selama sebulan, mahasiswa memberikan suntikan semangat dan motivasi yang luar biasa untuk terus berbisnis. Salah satu dampak positif yang dirasakan, kata Mak Lis, dia tidak lagi malas untuk berproduksi sekalipun sudah mendapatkan untung.

“Sebelumnya malu untuk jualan tapi sekarang jadi berani. Karena lihat anak-anak tidak malu menaruh dagangan dari warung ke warung. Saya jadi mau kerja keras untuk dapat keuntungan, enggak malas lagi. Bangga saya. Mahasiswa mau kupas pisang, jualan setiap pagi. Masa saya diam saja?” papar Mak Lies saat diwawancarai Okezone.com di acara Media gathering Prasetiya Mulya 2014.

Kini Mak Lies Mampu memproduksi 5000 sampai 6000 bungkus keripik yang didistribusikan ke ratusan took dan warung di Sukabumi. Meski mahasiswa yang bermitra dengannya kini sudah lulus mulai tahun 2009, ia mengaku kerapkali dihubungi oleh mahasiswa.

“Bahkan pernah ada orangtua mahasiswa yang datang ke Sukabumi untuk bertemu saya,” ucapnya penuh haru ketika pertamakali mengunjungi Kampus Prasetiya Mulya BSD.

Add comment

Translate »