Ketika membahas bisnis, solusi inovatif tidak akan pernah habis. Ide baru akan selalu muncul dan menjadi solusi dari berbagai jenis permasalahan. Mengetahui hal tersebut, tiga mahasiswa S1 Universitas Prasetiya Mulya ini maju dalam kompetisi business case dan membagikan strategi menarik!
Sepertinya bukan berita baru mendengar Prasmulyan menyabet kemenangan dalam kompetisi business case. Dengan tema pariwisata, Halak Hita berhasil membawa pulang Juara 3 dalam Kompetisi Solusi Bisnis Nasional 2021 yang diadakan oleh Institut Pertanian Bogor.
Kelompok Virtual Lintas Jurusan
Berasal dari SMA yang sama, ide Joseph untuk masuk ke dalam kompetisi bersama dua rekannya berhasil membuahkan gagasan, yang berubah menjadi kenyataan. Kelompok ini terdiri dari Joseph (Finance and Banking 2019), Carles (Product Design Engineering 2019), dan Nadya (Digital Business Technology 2019).
Menurut Joseph, tidak ada salahnya untuk berkolaborasi dan menggapai ide dari beberapa perspektif yang berbeda. Siapa tahu hasil brainstorming dapat menjadi solusi yang tepat, seperti Halak Kita yang membahas dunia pariwisata di masa pandemi.
“Jika diteruskan, kemungkinan besar hasil kolaborasinya bisa mengubah pandangan banyak orang.” – Joseph Alexander Sihite
Berfokus pada industri pariwisata yang sempat melemah di tengah pandemi, Halak Kita mengusung ide platform aplikasi dengan nama Leggo. Mulai dari penjualan produk lokal, tiket, promo penginapan, tiket pesawat, informasi acara lokal, hingga promo pariwisata lain yang beragam.
Tidak mudah mengimplementasikan ide ini secara cepat. Mulai dari perhitungan keuangan, tampilan aplikasi, sampai fitur-fitur yang tersedia untuk calon pengguna. Namun, terlepas dari jurusan yang berbeda, ketiga anggota ini berhasil berkolaborasi dan menciptakan sebuah inovasi kreatif untuk meningkatkan budaya dan pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
“Kita nggak ada pembagian tugas pasti, sih. Kalau ada yang butuh bantuan, kita kerjakan bareng-bareng di digital platform, jadi bisa saling melengkapi.” – Carles Parlindungan Lumban Gaol
Perjalanan Lomba
Pada awalnya, sulit untuk membagi waktu antara kepanitiaan, kelas, dan kesibukan lainnya di luar kuliah. Oleh karena itu, tidak jarang dan bahkan seringnya mereka bertemu secara virtual pada jam-jam malam. Namun, dengan dedikasi dan dorongan motivasi yang diberikan satu sama lain, seluruh laporan mulai dari proposal sampai paper berhasil mereka sampaikan dan dengan hasil yang maksimal.
Tidak hanya bertiga, Joseph, Carles, dan Nadya juga mendapatkan beberapa feedback dan saran dari mentor mengenai apa saja yang bisa dikembangkan dan diperbaiki. Salah satunya, keterampilan di bidang finance untuk menuntun mereka menghasilkan laporan keuangan yang baik dan benar.
Bonding Time? Stumble!
Pasti ada waktu ketika salah satu anggota sedang lelah dan merasa kurang bersemangat untuk melanjutkan paper dan mencari solusi akan permasalahan yang diangkat. Di saat seperti itu, game Stumble menjadi solusi untuk beristirahat sekaligus mendekatkan ketiga mahasiswa tersebut. Bahkan, game ini bisa dibilang salah satu faktor mereka bisa ada di posisi sekarang, lho. Motivasi yang menarik, ya?
“Stumble bener-bener penyelamat, sih. Kalau ada yang demot, atau ada yang lagi cape, kadang bisa bahas lomba setengah jam. Sisanya? Main Stumble, deh.” – Nadya Febryanty Lusiana Sihotang
Walaupun kompetisi ini adalah lomba pertama mereka sebagai satu kelompok, tidak ada beban dan ekspektasi yang besar untuk harus menyabet juara. Dari sisi performa, seluruh Halak Kita setuju bahwa mereka sudah melakukan yang terbaik dalam kompetisi ini. Terlebih lagi dengan ketiga anggota yang memiliki jadwal yang berbeda-beda, pencapaian ini merupakan sesuatu yang bisa mereka banggakan pastinya.
One Word
“Satu kata ya? Enjoy, sih. Dibawa enjoy aja ya, daripada terkesan memaksa harus bisa juara. Yang penting itu kita belajar dan ngga dibawa stres pokoknya,” ujar Joseph saat ditanya satu kata yang bisa merepresentasikan kelompok Halak Kita.
Dari Carles, satu kata yang bisa menjelaskan arti kelompok ini untuknya adalah self-invest. Maksudnya, pengalaman mulai dari mentoring, membuat proposal, dan mengaplikasikan sebuah ide akan menjadi bekal untuk bisa terus berkembang ke depannya.
Add comment