Dunia digital, siapa yang tidak mengenalnya? Bisa dibilang, kita sudah hidup di kecanggihan teknologi ini, sekalipun masih banyak offline store merajalela.
Ya pada akhirnya, se-offline apapun bisnis yang dijalani, pasti ada sedikit tersentuh digital platform atau software
– Nito Waruwu, Ex Senior Account Manager Tokopedia.
Digital People in a Digital Career World
Akrab dengan dunia tanpa batas ini tidak cuma seputar ponsel, laptop, game, atau socmed. Memang beberapa hal tersebut adalah sebagian dari yang lumrah didengar, terlebih mengingat kebanyakan aktivitas semasa pandemi dilakukan melalui jaringan internet. Namun siapa sangka, dunia digital memiliki jutaan hal untuk dieksplor, seperti yang dilakukan Nito Waruwu.
Menjelajahi kariernya sebagai Operational Account Manager di Insider, Digital Marketing Account Coordinator di RevoU, Senior Account Manager Tokopedia, hingga kini dipercaya pada posisi Search Buying Manager di GroupM, alumnus S1 Branding Prasmul ini membagikan pengalamannya.
Dimulai dengan memberikan product training, seperti memanfaatkan software untuk memaksimalkan promosi atau mendorong kesuksesan dari campaign plan ke client yang menggunakan jasa Insider, salah satunya Matahari.com. Kemudian, Nito melanjutkan perjalanannya yang cukup singkat ke RevoU, selama empat bulan ia bersama tim membantu salah satu produk kids apparel dari Singapura dalam menjalankan strategi Facebook Ads mereka.
Masih belum mau berhenti, Nito belajar banyak hal baru dari kesempatannya di Tokopedia, salah satunya tentang ads placement. “Pernah nggak pakai paket-paket berbayar dari GoPay Kebut atau Waktu Indonesia Belanja (WIB)? Nah, itu yang menjadi fokus evaluasi gue, dan juga gimana supaya penempatan iklan klien lebih optimal,” ujar Nito Tidak hanya itu, client yang sudah ditangani pun beragam seperti Nestle, Xiaomi, Realfood, dan masih banyak lagi.
Saat ini, alumnus SMAK Penabur 1 ini melabuhkan karier di GroupM untuk salah satu tanggung jawabnya mengatur dan mengeksekusi performa iklan Google Search.
Sejauh itu Nito menempuh penjelajahannya, penasaran nggak sih? Kira-kira apa tantangan terbesar yang dihadapi dalam bidang digital ads? Nito mengungkap, “Cara menyusun laporan agar klien tahu kemana strategi selanjutnya harus diarahkan, dan juga business understanding pada produk dan jasa para klien. Ini penting banget agar kita sefrekuensi dengan mereka.”
Memulai dengan Konsep Kehidupan Jepang, Ikigai
Ketika ditanya mengapa tertarik dengan dunia digital, sang peminat basket ini berangkat dari konsep kehidupan orang Jepang yang dikenal dengan ‘Ikigai’. Lebih spesifiknya mengenai bagaimana melakukan apa yang kamu suka, terpercaya, dibutuhkan dunia, dan bisa jadi sumber pemasukan finansial.
“Dari ‘what you love’ itu, gue memang dari dulu sempet ngerjain content writing,” cerita Nito. “Terus, untuk ‘what you good at’ yang gue kuasai adalah communication, presentation skill, dan pengertian yang cukup tentang angka serta marketing e-number. Sedangkan, untuk ‘what the world needs’ bisa dilihat dari partisi kebutuhan iklan sekarang yang semakin tinggi, terakhir ‘what you can be paid for’ itu bahwa opportunity bidang digital saat ini sudah lebih besar, karena spending iklan perusahaan banyak shifting ke digital.”
Tidak sekadar menggaungkan konsep, finalis EURECA 2016 ini juga ternyata memiliki alasan dalam menjalankan kehidupannya berdasarkan hal tersebut, yaitu mempertajam self awareness. “Mungkin karena dengan pemahaman ini, lebih mudah bagi gue untuk menentukan mana yang pas dan bisa dijalani serta diperdalam.”
Baik itu untuk menentukan jenjang pendidikan lanjut berikutnya atau jalur karier profesional selanjutnya, Nito memetik banyak manfaat dari menerapkan konsep Ikigai tersebut.
“Kalau gue nggak kenal Ikigai dan coba memetakan diri pakai ini, gue nggak punya acuan atau basis kenapa gue kemarin menerima kerjaan di kantor-kantor gue sebelumnya. It gives more clarity on my path overall.”
Seputar Kampus: Akademik, Kompetisi, dan Organisasi – Semua Menarik dan Seru!
Siapa bilang karier tidak akan dipengaruhi banyak dari peran akademik di kampus? Nggak juga, lho. Nito tidak pernah lepas dari pembelajaran selama masa kuliah. Matkul Consumer Insight menjadi kiblatnya untuk mencari objektif permasalahan melalui riset kualitatif, interview, dan kemudian menggagas solusi dari permasalahan tersebut.
Kemampuan problem solving alumni yang sangat antusias mengikuti berbagai pelatihan bidang branding ini, juga rajin diasah. Salah satu pengalaman di Prasmul yang tak terlupakan yaitu ketika mengikuti HSBC Business Case Competition untuk pertama kali. Tak disangka, alumnus yang juga pernah menjadi tutor IELTS ini ternyata berhasil menyabet top three dan melanjutkan kompetisinya hingga ke Hongkong.
“Meskipun di Hong Kong nggak menang, tapi menurut gue pengalamannya yang unik, karena di lomba itu kan dikasih case study untuk diselesaikan dalam waktu 2-3 jam doang dan dipresentasikan. Nah, kagetnya presentasi kan biasa pake PPT, ini nggak! Kita pake kertas bening kayak OHP, nulisnya pake spidol, itu sih yang menarik dan sangat challenging karena kerjanya juga under time pressure,” cerita Nito.
Akademik, check. Kompetisi, check. Organisasi di kampus? Tentu juga check! Nito juga menjadi bagian dari ICC (Integrated Communication Club) dulu, dimana ia mendapat dua momen menarik: membuat seminar menulis dengan Raditya Dika sebagai narasumber dan menerbitkan dua buku, yaitu kumpulan interview dan serba-serbi bisnis para alumni Prasmul, dan juga kompilasi puisi.
Curious and Do Experiment
Apa yang penting untuk dibawa Prasmulyan terutama yang ingin terjun ke dunia marketing? Curious dan berani bereksperimen jawab Nito. Ini tips dan triknya:
- Mulai cari tahu dan dalami – ambil external courses, ikut seminar
- Eksperimen, eksperimen, eksperimen! – Mulai ikut dari project-project kecil semacam membangun website atau membuat toko
Add comment