“UMKM adalah tulang punggung ekonomi nasional yang sudah terbukti dan teruji daya tahannya.”
Dr. Hassan Wirajuda
Sejarah menceritakan bahwa di tengah krisis ekonomi Indonesia, selalu ada akar yang menopang perekonomian agar tidak goyah. Akar tersebut adalah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Krisis moneter tahun 1997 jauh lebih parah dibandingkan krisis COVID-19, ketika Indonesia hampir collapse. Yang menyelamatkan ekonomi adalah UMKM yang sangat alot (gigih) dan nasionalis. Maka mereka perlu keberpihakan kita,” ujar Dr. Hassan Wirajuda selaku Mantan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia periode 2001-2009, saat membawakan pidato pada acara puncak Community Development 2021 pada Selasa (29/06).
Kesejahteraan untuk Rakyat
Sejak tahun 2007, program Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dikoordinir oleh Pusat Pengembangan Usaha Kecil (PPUK) Prasetiya Mulya ini setia menanamkan tanggung jawab sosial dalam berbisnis kepada para Prasmulyan. Tak hanya didukung untuk memasarkan hasil usaha, mahasiswa juga didorong untuk menjadi mentor, yang memberikan pembinaan bagi UMKM.
Menjalankan program KKN di tengah keterbatasan sosial memang bukan hal yang mudah. Kegiatan menginap bersama di rumah warga dan perayaan musik nan meriah di balai desa, kini beralih menjadi sesi pendampingan tatap muka secara online. Namun, tergerak dengan kewajiban sosial yang menanti, halangan tersebut tidak menjadi soal bagi semangat mahasiswa, membimbing UKM di daerah Cianjur dan Kuningan, Jawa Barat.
“Selain keterbatasan bahan baku dan turunnya permintaan produk, UMKM juga menghadapi tantangan digitalisasi,” ungkap Tus Kusmana, selaku Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Provinsi Jawa Barat. Karena itu, peran para mahasiswa tahun ini dikhususkan pada pendampingan untuk melakukan peralihan digital, mengikuti perkembangan zaman dan pasar.
“Give a man a fish and you feed him for a day. Teach a man to fish and you feed him for a lifetime,”
Anne Isabella Thackeray Ritchie
Merayakan Puncak Kebersamaan
Usai menjalani pelepasan mahasiswa kepada mitra sejak Januari lalu, kebersamaan yang dijalin akhirnya dirayakan dalam acara puncak, Saung Rahayat 2021. Di sini, ke-158 Mitra UKM di Jawa Barat hadir, dan dipertemukan dengan sekitar 1200 mahasiswa Semester 6 angkatan 2018, yang siap dengan video perpisahan mereka masing-masing.
Berbeda dengan tahun-tahun biasanya, pesta rakyat ini adalah kali pertama bagi PPUK Prasetiya Mulya untuk mengumumkan empat mitra yang berhasil memenangkan kategori Pedjoeang UMKM. Keempat pemenang berasal dari industri yang berbeda-beda, seperti makanan, konfeksi, hingga jasa.
“Saya merasa terbantu dengan adanya program Comdev, A sampai Z-nya saya belajar. Dari mulai produksi, keuangan, pengemasan, sampai pemasarannya. Tim ComDev memang luar biasa,” peraih Juara Harapan I sekaligus pemilik lapak Baso Aci Si Raos, Yeni Nuraeni, mengungkapkan.
“Kami harap, jangan berhenti sampai di sini. Tetap bimbing kami sampai bukan jadi pemilik UKM lagi, tapi pengusaha sukses.”
Yeni Nuraeni – mitra UMKM Baso Aci Si Raos
Sementara pemenang utama diraih oleh Bambang Family Dairy, bisnis keluarga yang memproduksi susu di Cianjur, pemenang Juara III tak kalah unik, yaitu usaha bengkel gagasan para pengajar SMKN 2 Tasikmalaya, sebagai sarana mengembangkan pengetahuan berwirausaha bagi para siswa.
Asteria, penjaja tas bermotif tanaman yang berhasil menyabet Juara II menambahkan, “Untuk sesama UMKM, semoga kita bisa maju sebagai pengusaha.”
“Terus terang ini pengalaman yang sangat berguna untuk kami, terutama sampai ke masa depan. Maju terus UMKM Indonesia! Terus sebarkan manfaat untuk negeri.”
Asteria – mitra UMKM Dangdaunan
Tembang Penutup
Usai pengumuman para pemenang, kemeriahan festival online yang bermakna “rumah rakyat” ini tak lupa ditutup dengan tembang-tembang indah oleh Ikke Nurjanah. Tak lupa, Prof. Dr. Djisman S. Simandjuntak berpesan,
“Tanggung jawab Indonesia memajukan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), tidak sekadar maju untuk maju, tapi atas dasar ilmu pengetahuan. Dengan kerjasama yang erat, saya percaya hambatan seperti COVID-19 bisa kita atasi.”
Add comment