Sebagai bentuk apresiasi sekaligus penanaman kecintaan terhadap seni budaya batik Indonesia, S1 Prasetiya Mulya School of Business and Economics menyelenggarakan kegiatan melukis batik massal. Ratusan mahasiswa aktif menggoreskan cantingnya untuk membatik di kain sepanjang 35 meter yang dibentangkan sepanjang koridor Kampus Prasetiya Mulya BSD pada tanggal 28 Oktober 2014. Kegiatan ini menjadi perwujudan tema besar “Satoe Padoe Poetra Poetri Indonesia dalam Untaian Ragam Hias Batik” yang diusung Prasetiya Mulya pada Sumpah Pemuda tahun ini.
“Ini salah satu bentuk cinta tanah air dan budaya bangsa, ” ujar Galih Sakitri, Ketua Panitia Sumpah Pemuda 2014.
Untuk membuat sebuah karya batik yang bermakna dan bernilai seni, tentu mahasiswa tidak hanya berbekal tangan kosong. Menurut Galih, mereka juga dibekali dengan pelatihan membatik untuk mengetahui proses dan berbagai teknik dalam membatik. Pada kegiatan workshop “Ciptakan Batikmu!” ini, pihak kampus bekerja sama dengan Warna Alam Indonesia (Warlami) yang merupakan wadah bagi perajin batik yang menggunakan zat pewarna alami dari tumbuh-tumbuhan. Ada dua teknik membatik yang diajarkan, yakni Tie Dye dan menggunakan canting.
“Hal ini selaras dengan misi kami sebagai pendidik yang mengajarkan mahasiswa untuk tidak melakukan pencemaran lingkungan, “ ujar Galih yang sehari-hari mengajar di S1 Prasetiya Mulya.
Mahasiswa juga bisa menggali lebih banyak desain dan filosofi batik lewat Batik Exhibition dengan tema “Pesona Batik Indonesia”. Pada pameran ini Prasetiya Mulya juga menggandeng Yayasan Batik Indonesia dan Batik Fraktal. Berbagai jenis bahan dasar sampai dengan hasil batik yang sudah jadi serta ragam kain batik dari berbagai daerah secara digital dapat disaksikan di sini.
Untuk meningkatkan partisipasi mahasiswa untuk mengenakan batik sekaligus rasa percaya dirinya, diadakan pula Pemilihan Putra-Putri Batik Prasetiya Mulya. Ajang ini menantang calon putra-putri batik ini untuk bangga menggunakan pakaian batik tradisional dan mengunggah foto mereka ke akun instagram. Mereka juga harus menggali latar belakang, sejarah dan makna batik yang dipilih untuk disertakan pada caption fotonya.
Semarak seperti rangkaian peringatan tahun-tahun sebelumnya, diadakan juga upacara bendera, Seminar Kebangsaan, dan pertunjukkan Orasi & Musik (Orasic). Seminar Kebangsaan pada tahun ini menghadirkan pembicara Dr. Indra Tjahjani dengan bahasan “Filosofi batik Sebagai Identitas” dan Hokky Situngkir membawakan topik “Batik Inovatif dan Kreatif Bagi Kalangan Muda Indonesia”.
Rangkaian peringatan Sumpah Pemuda sendiri sudah menjadi agenda tahunan kegiatan kemahasiswaan S1 Prasetiya Mulya dengan variasi tema yang berbeda setiap penyelenggarannya. Lewat ajang ini, Galih berharap mahasiswa S1 Prasetiya Mulya bisa memperingati dan menghayati kembali nilai-nilai perjuangan dan pengorbanan para pahlawan untuk kemerdekaan Indonesia dalam bentuk rasa cinta dan apresiasi terhadap kebudayaan Indonesia yang kaya.
“Ini bisa terus jadi wadah kreativitas mahasiswa S1 Prasetiya Mulya dalam mengekspresikan bakat, minat dan kepedulian terhadap kebudayaan Indonesia,” harap Galih.
Add comment