Berbekal mimpi untuk menciptakan lingkungan bisnis yang sehat untuk UMKM, Philea Evangelista Christy memantapkan dirinya terjun ke dalam program S1 Financial Technology Prasetiya Mulya. Apa saja yang didapatkan Philea selama berkuliah? Simak perjalanan Philea selama setahun terakhir sebagai Prasmulyan!
Alasan Kenapa Kamu Harus Coba Masuk Fintech!
Berasal dari BSD, Philea tentu saja kenal baik dengan daerah tersebut. Apalagi memiliki kakak perempuan yang sudah lebih dulu meniti pendidikan di Universitas Prasetiya Mulya, gadis angkatan 2021 ini sudah tahu seluk-beluk tentang alma maternya. Namun, bukan karena reputasi kampus atau rekomendasi kakak saja yang menggerakkan Philea untuk menempuh jalurnya sekarang. Bahkan, bisa dibilang mahasiswi yang akrab dipanggil Phil ini baru mengetahui keberadaan jurusannya saat orientasi minggu pertama.
“Apa yang bener-bener bikin aku sreg (dengan pilihan masuk Fintech) itu pas aku denger kata dosen aku, Bu Aulia. Beliau bilang kalau Finance and Banking itu fokusnya ke orang-orang dan ekstensi di kalangan middle up dan aim-nya buat jadi smart investors.” Sementara itu, cita-cita Philea sendiri semenjak SMA adalah bekerja atau membuat start-up yang dapat memberikan manfaat dan impact positif di kalangan sosio-ekonomi menengah ke bawah, serta UMKM, “Tapi kalau Fintech, aim-nya jadi financial innovators dan berhubungan dengan orang-orang yang nggak bisa dijangkau sama bank. Dan itu yang membuat aku yakin banget kalau jurusan ini sejalan sama visiku kedepannya.”
Ditambah, S1 Financial Technology sejalan dengan minat Philea.
“Dari dulu aku memang tertarik banget sama hal-hal yang berbau teknologi. Apalagi sekarang melihat perkembangan zaman pesat banget.”
Sibuk Berkembang, Sibuk Berkarya
Selain kuliah dan kegiatan akademik, Philea juga berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan seperti lomba dan organisasi. Salah satu organisasi yang sedang ia geluti dan rawat ialah International Consulting Club of Indonesia atau ICCI. Di sana, Philea menjabat sebagai Assistant Director of Education.
“Tiap minggu, aku bantu ngajarin member tentang case framework kayak problem solving approaches, how to present your findings to clients, how to construct your research. Terus, aku juga bikin deck dan mempresentasikan di depan members setiap minggu bersama tim,” bagi sang pemain biola tersebut. Kesibukannya pun masih menjalar lagi, kali ini bekerja sampingan di Assure, sebuah grup perkumpulan wirausahawan muda. “Aku juga lagi kerja sampingan di Assure sama Elisa Jonathan. Di sana, kita discuss sama pengusaha-pengusaha lain gimana cara bikin bisnis dan mencapai financial freedom.”
Assure sendiri berfokus ke mentoring dan networking. Philea pun tidak sendiri dalam perjalanannya–ia juga memiliki teman-teman yang membantunya untuk mengembangkan diri. “Aku punya leader, dia yang mentoring aku–how to be a people person, how to develop your peoples skill, how to do persuasive marketing.”
Harapan perempuan yang juga menyukai coding ini, dengan mengembangkan dirinya ia bisa mewujudkan salah satu target jangka pendeknya untuk bekerja di consulting firm ternama seperti BCG atau McKinsey, juga target jangka panjangnya: melanjutkan pendidikan tinggi dan membuat startup yang berkontribusi untuk UMKM.
“I wanna work or even own my own tech startup. Kedepannya, aku pengen bisa scale up positive socio-economic impact in a nationwide scale, dari segi MSMEs sama low-skilled workers. In between, I want to get my MBA degree abroad, such as in Harvard–it has always been a dream of mine because I put my education first. No matter how many things I have to juggle, I still prioritize academics.
Bukan Pemenang, Tetapi Selalu Menangkap Pelajaran
Tidak cukup menimba pengalaman di lapangan langsung, Philea juga menggunakan ilmu di kelas dan pengetahuan praktiknya di berbagai macam perlombaan. Lika-liku sudah ia jalani, dan kini Philea mempersiapkan diri untuk penyesuaian dengan kegiatan akademis dan lomba yang mulai berada di luar jaringan (offline).
Mungkin yang orang-orang liat ya, menang-menangnya. Tapi, di balik itu aku banyak gagal.
Perlombaan business case pertama Philea adalah saat September 2021 lalu. Tanpa banyak bekal pengalaman, ia dan tim tidak berhasil menembus 10 besar. Tetapi, Philea dan tim tidak menyerah–malah, mereka mencoba lagi di International Student Entrepreneurship Business Case Comp dari KMI Expo 2021.
“Itu Case Contributornya BASF Chemicals, dan diselenggarakan oleh DIKTI RISTEK Kemendikbud dan Universitas Brawijaya. Di situ kita menang Juara 2, dan itu membuat kita makin pede untuk ikut lomba lainnya yang lebih ternama. Salah satunya, Gojek x Ganesha Business Competition, dimana kami menang Juara 1 dan Best Pitching.
Lantas, Philea juga berpesan untuk mereka yang masih ragu untuk mengikuti lomba, “Menurut aku, greatest achievement itu bukan dapat juara pertama, menang best award atau yang lain. Sama sekali bukan itu. My greatest achievement is how I can value the most out of myself even if I fail. I never give up, and I always try even harder.”
Add comment