Semua tahu kalau Wayang enggak bisa dipisahkan dari sejarah Indonesia. Sayangnya makin banyak generasi muda yang udah lupa akan wayang yang berarti sebagian dari sejarah Indonesia juga udah mulai terlupakan.
Padahal kata Bapak Suparmin Sunjoyo, wayang itu tontonan, tatanan, dan, tuntunan. Nah, pada peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober lalu, bapak yang menjabat Ketua Umum Dewan Pengurus Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (Senawangi) ini memberikan banyak wejangan kepada Prasmulyan yang hadir saat acara Diskusi Kebangsaan “Wayang Lintas Masa” di Kampus Prasmul BSD.
Pak Suparmin mengingatkan kita tentang pentingnya wayang dalam pembentukan karakter bangsa. Menurutnya, Indonesia jangan sampai pecah sama gencarnya penetrasi kebudayaan asing yang nggak sesuai apalagi sampai hancur karena godaan korupsi, kolusi,dan nepotisme yang udah jauh banget dari nilai-nilai kebaikan yang ada di dalam wayang. Dengan kita belajar dari wayang, lanjut Pak Suparmin, bangsa Indonesia bisa dapat kembali merenungi jatidirinya yang dipenuhi kehalusan, kebijaksanaan, kreativitas dalam menciptakan seni yang adiluhung. Satu lagi tentunya, agar kita ingat lagi sama etika dasar Semacam kejujuran, menghargai waktu, dan patuh hukum.
Kalau kita lihat, saat ini Wayang Indonesia bernasib kurang baik di negerinya sendiri. Pak Suparmin sendiri sempat curhat kalau wayang mengalamikendala soal penonton. Selain jumlahnya makin berkurang, penonton juga kurang paham arti dari wayang. Nah ini berbanding terbalik sama kesiapan penyelenggara yang terbantu dengan adanya sekolah tinggi seni, SMK jurusan pedalangan, dan sanggar pewayangan yang jumlahnya ratusan. Selain dari masalah penonton , seni pertunjukkan wayang menghadapi kompetisi yang kuat lawan tayangan-tayangan di media massa.
Cerita Pak Suparmin ini bener-bener bikin kita prihatin. Soalnya Indonesia udah dikenal sebagai negara Super Power-nya Wayang. Pada level internasional,Wayang kita udah mendapatkan pengakuan dari Unesco sebagai warisan budaya. Jenis wayang kita juga tergolong sangat banyak mulai dari kulit, golek, orang, hingga jenis marionette. Yang pasti, Indonesia udah sah jadi anggota Union Internationale de la Marionette (UNIMA) dan pelopor dalam Asian Puppet Gathering (APG).
Selain Pak Suparmin, tampil juga Mas Mawan Sugiyanto dari e-Wayang. Nah kalau anak muda yang satu ini gak mau kalah memberikan kontribusi terhadap Wayang Indonesia. Mas Mawan menciptakan animasi wayang yang sangat kreatif dari komputernya. Meskipun pengemasannya kelihatan lebih gaul, tapi Mas Mawan tetep nggak melupakan pakem kisah wayang yang klasik.
Kalo Prasmulyan sendiri apa kontribusinya?
Pak Dino Fitriza, Ketua Sumpah Pemuda 2013 bilang kalau mulai tahun ini hingga tiga tahun ke depan mahasiswa Prasmul udah berkomitmen untuk terlibat dalam pendokumentasian dan sosialiasasi Wayang Indonesia lewat proyek Indonesia Culture Database Project termasuk aplikasi mobile i-cult yang bakal segera dirilis dalam waktu dekat ini.
Add comment