Definisi hidup tak ada yang tahu. Dulunya, Indra Wahyudi bercita-cita menjadi seorang chemical engineer yang berkutat di pabrik atau laboratorium. Namun, ijazah S1-nya justru mengantarkannya bertemu dengan lubricant, yang menjadi salah satu sumber keuntungan bisnisnya saat ini.
“Setelah lima tahun bekerja sebagai profesional, saya berhenti untuk berbisnis, tapi karena kelihatannya ilmu saya kurang, saya memutuskan upgrade diri saya dengan masuk sekolah bisnis.”
Harapannya, dengan menimba ilmu di MM Prasetiya Mulya, ia mempunyai ilmu dan pengalaman yang cukup untuk mengembangkan bisnisnya. Semasa kuliah, pria yang gemar berolahraga tenis tersebut mempelajari banyak ilmu baru tentang accounting, finance, dan marketing.
“Tapi kalau ditanya yang paling berkesan, menurut saya adalah bikin business plan. Saya dan teman-teman dari lintas perusahaan harus membuat bisnis dari tahap perencanaan sampai rilis.”
Kini, ia telah sukses mengekspansi bisnisnya hingga memiliki anak perusahaan dibawah naungan Nabel Sakha Group, yakni PT Nabel Sakha Gemilang, PT Rafitama Millenial Wahyudi, PT. Dimensi Quantum Wahyudi, dan PT Sakha Biru Nusantara. Ia pun telah memiliki team leader di setiap bisnisnya sebagai penanggungjawab tiap agenda rapat mingguan.
Tak ingin sukses sendirian, alumni MM Business Management ini kembali ke Prasetiya Mulya untuk mengajar mata kuliah elektif (Digital Marketing) dan mata kuliah wajib (Business Research for Entepreneur).
Kendati demikian, ia tetap merasa terus menerus memperbarui ilmu yang dimiliki bersama dengan mahasiswanya, “Mahasiswanya itu dari banyak background, jadi network saya kaya dan kami juga bisa menjembatani apa yang terjadi secara keilmuwan.”
“Berbisnis itu bukan hanya tentang di kelas, tapi juga di luar kelas. Sesuai anjuran Alm. Robby T. Poniman, MBA, sekarang saya sudah bermain golf selama 15 tahun dan mendapatkan banyak manfaat tak terduga, salah satunya relasi.”
Add comment