Melihat histori karier Roni Maulana dalam laman LinkedIn, yang tampak jelas adalah pengalaman menjadi Direktur, Advisor, hingga Founder, dalam ranah swasta, kelembagaan, serta perusahaan sendiri. Satu yang pasti, peta karier yang beragam telah menjadi gerbang kontribusi Roni, dalam menyediakan layanan anti-fraud framework kepada berbagai perusahaan. Simak kisah suksesnya!
Menemukan Panggilan Profesi
Usai menyambut gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Roni muda mulai mengawali karier sebagai auditor. Sejak itu, posisi di berbagai bank dilalui, baik menerapkan system and procedure, membantu implementasi scriptless system atau saham non fisik, hingga mengepalai administrasi di Badan Penyehatan Perbankan Indonesia (BPPN).
Akibat pembubaran BPPN pada tahun 2004, Roni yang tertarik menerima tawaran posisi Director of Monitoring di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ini mulai berkenalan dengan pengkajian sistem organisasi, demi pencegahan dan penindakan kasus fraud terhadap seluruh lembaga negara. “Di situ cukup menarik karena masuk ke Imigrasi, Depnaker, DPR, sehingga ketika ada tanda kecurangan, kami usulkan perbaikan.”
“Bagaimanapun, kalau koruptor ditangkap terus, nggak akanmenyelesaikan masalah, sampai diperbaiki sistem, orang, hingga lembaganya.”
Sejak saat itu, ketertarikan dalam membantu pengembangan sistem organisasi yang transparan menjadi panggilan profesi ayah dari 4 anak ini. Roni berpikiran, “Mungkin ini sarana berkontribusi bagi negara.” Dari situ, perjalanan karier di bidang investigasi berlanjut, dari menjadi Chief of Internal Audit di PT. Elnusa Tbk, hingga Internal Audit Executive Advisor di SKK Migas.
Scale Up Karier dengan Kompetensi
Berkarya di bidang penegakan hukum bukanlah perkara mudah. Risiko kerja yang terbilang tinggi dan terbatasnya relasi merupakan dua hal yang tidak terelakkan. Terlebih, ketika di SKK Migas, lelaki yang telah berpengalaman menjadi Director of Kliring Deposit Efek Indonesia (KDEI) ini perlu beradaptasi dengan sistem yang semakin kompleks, digital forensik.
“Kita sendiri memang harus melatih diri,” ujar Roni. Ketika berhadapan dengan tuntutan tracing menggunakan teknologi digital yang berkembang pesat, Roni berusaha mengimbangi dengan peningkatan skill, seperti dalam upaya memperoleh sertifikasi yang beragam, salah satunya ISO 37001 Senior Lead Implementer.
Alhasil, sebelum akhirnya menutup masa profesionalnya, kontribusi positif berhasil Roni torehkan dengan menerapkan ISO 37001 Anti-Bribery System Management, yang baru saja diadopsi Indonesia pada tahun 2016. “Di 2017 saya coba terapkan dan di 2018 kita certified sebagai lembaga anti suap,” ungkap Roni.
Pun menjelang masa pensiun, Roni bertanya pada diri sendiri, “Setelah pensiun, saya bisa ngapain ya?” Berkomitmen meningkatkan kompetensi bisnis, meski di usia yang tak muda lagi, Roni mengambil Program Part-Time MM Business Management Prasetiya Mulya. “Sebenarnya bisa dibilang telat, di kelas juga saya kayaknya yang paling tua,” guyon Roni. “Walaupun memang berat belajar di usia yang nggak muda lagi, pembelajaran yang relevan seperti SDM, keuangan, dan cara berbisnis memotivasi saya untuk coba bisnis juga,” sambungnya.
Bisnis, Sarana Kontribusi yang Tak Terbatas Usia
Meski karier profesionalnya perlu terhenti karena batasan umur, kisah berbisnis Roni dalam melanjutkan anti-bribery system tidak ada habisnya. Roni berujar, “Saya pikir, permasalahan suap itu apa tools nya? Apa yang bisa dilakukan oleh organisasi?”
Dari pertanyaan itu, Roni membangun PT. Integra Solusi Utama Tbk, perusahaan konsultan manajemen yang memberikan layanan bagi organisasi untuk menerapkan SNI ISO 37001, Anti-Bribery System tersebut. “Sistem anti penyuapan ini sebenarnya membangun kultur. Dan karena biasanya suap dilakukan antara pegawai dengan orang di luar, sistem ini menjadi batasan untuk menahan godaan dari luar tersebut,” ungkap Roni sembari berbagi salah satu fitur pengaduan yang dimiliki, whistle blowing.
“Harapan saya, perusahaan ini bisa membantu organisasi lain lewat control fraud system,” ungkap Roni. Sebab bagi Certified Fraud Examiner ini, tahap pencegahan adalah hal yang tak kalah penting, jika dibandingkan dengan penindakan. “Dengan budaya perusahaan yang lebih baik, karyawan menjadi lebih optimal dalam bekerja, dan organisasi dapat berkembang menjadi lebih baik,” ujarnya.
Roni menutup, “Kalau level negara belum bisa kita atur, setidaknya kita bisa coba dari level perusahaan. Dengan sistem yang berkualitas, perusahaan bisa memiliki alasan kuat untuk menolak berbagai bentuk penyuapan.”
Add comment