Warga +62 pastinya tahu dong, prestasi apa yang berhasil Indonesia raih di tanggal 25 Agustus – 3 September lalu? Yep, Indonesia berhasil menjadi salah satu tuan rumah penyelenggaraan FIBA World Cup 2023 untuk pertama kalinya. Sebagai warga Indonesia turut bangga dong! Nah, rupanya ada satu selebrasi lagi yang patut dirayakan nih, yaitu keterlibatan Davit Ibrar dan Rindita Dwi Rahayu sebagai mahasiswa, Ellena Aletha sebagai alumni, dan Irman Jayawardhana sebagai Faculty Member S1 Event Prasmul di kejuaraan dunia tersebut. Loh, kenapa harus dirayakan? Yuk, cari tahu jawabannya di artikel ini!
Membuktikan Ilmu Kuliah Relevan di Event Internasional
Namanya kuliah, pernahkah merenung tentang ini: “Bisakah ilmu yang kita peroleh di kampus benar-benar berguna di dunia nyata?”. Nah, daripada cuma menebak-nebak, sini biar Davit Ibrar saja yang jawab.
“Hampir semua pelajaran yang didapatkan di kuliah itu dipakai ke industri seperti FIBA World Cup.”
Davit Ibrar, mahasiswa S1 Event 2020
Event Production, Venue and Facility Management, Event Operation Management, hingga Risk Management adalah beberapa mata kuliah yang sudah dilewati Davit selama tiga tahun terakhir. Berkat mata kuliah tersebut, Davit diberikan kepercayaan untuk menjadi panitia FIBA World Cup 2023 divisi Safety & Security. “Karena aku kerjanya di divisi tersebut, aku belajar banyak tentang gimana caranya manajemen semua risiko yang mungkin terjadi di FIBA World Cup dan kita nggak bisa menganggap manajemen risiko sebagai suatu hal yang remeh,” ungkap Davit
Tidak hanya mata kuliah berbau event yang dipakai, lho! Menurut alumni S1 Event, Ellena Aletha, mata kuliah wajib seperti Business Mathematics dan Introduction to Accounting juga dipakai di industri event. “Menurutku banyak banget materi yang bisa diimplementasikan, tapi karena peran aku sekarang itu lebih ke budgeting, jadi menurut aku pelajaran hitung-hitungan seperti Business Mathematics itu yang paling aku pakai dalam keterlibatan aku sebagai Executive Assistant of Operational Director di FIBA World Cup kali ini,” tutup Ellena.
Memperkenalkan Budaya Indonesia
Selama sepuluh hari menjadi volunteer di piala dunia FIBA, Irman Jayawardhana tentu berinteraksi dengan berbagai orang baru dari berbagai latar belakang, baik lokal maupun internasional. Inilah yang melahirkan hubungan pertemanan dan networking. Saat Irman berkenalan dengan orang baru, ia tidak hanya menyebutkan namanya sendiri, tetapi juga memperkenalkan suatu hal yang berkesan.
“Pariwisata seharusnya membawa kultur dan sayangnya kultur Indonesia hanya dibawakan pada saat prosesi pembukaan dan welcoming party di hotel. Sehingga experience budaya Indonesia harus dibangun oleh tindakan yang secara tiba-tiba,” tegas Irman, volunteer divisi Player Experience. Itulah mengapa Irman memutuskan untuk memperkenalkan dan memberikan ikat kepala khas Sunda bernama Totopong kepada tim pemain basket asal Perancis sebagai kenang-kenangan.
Begitu juga yang dilakukan oleh Rindita Dwi Rahayu, tentunya dengan cara dia sendiri. “Pernah kita bonding saat sarapan dengan supervisor divisi asal Perancis dan Lebanon. Kita yang dari Indonesia inisiatif untuk bawa makanan Indonesia dan ajak mereka untuk coba makanannya,” tutup Rindita, mahasiswi S1 Event yang ikut sebagai volunteer di divisi Media Assistance.
Alumni Masih Ingat Almamater
Siapa sangka kalau kesempatan yang diberikan kepada mahasiswa/i S1 Event datangnya dari alumninya sendiri? Tentu, pengalaman ini mencetak sejarah baru dalam keluarga besar S1 Event Universitas Prasetiya Mulya. “Fenomena yang memang seharusnya berjalan adalah kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi. Itulah yang memang terjadi. Kalau kita bicara kurikulum, di Prasmul konsep kolaborasi itu jadi basis. Selain itu, keterlibatan alumni juga signifikan, tanpa adanya alumni di sana mungkin kita nggak akan dapat kesempatan itu,” ujar Irman.
Bagaikan kacang tidak lupa kulitnya, alumni S1 Event seperti Ellena Aletha dan Tania Aditio memberikan kesempatan kepada adik tingkat dan dosen-dosennya untuk bisa mendapatkan pengalaman yang bisa dibilang sekali seumur hidup. “Aku secara pribadi merasa sangat senang dan bangga bisa terlibat dalam event sekelas World Cup yang diselenggarakan di negara kita sendiri. Makin senang lagi karena bisa berkolaborasi dengan dosen-dosen yang juga tergabung dalam panitia bahkan ada juga yang jadi volunteer, dan bersama teman-teman S1 Event lainnya yang juga ikut bergabung dalam panitia dan volunteer. Hal ini memperlihatkan bahwa S1 Event Prasetiya Mulya bisa memberikan dampak positif dan berperan aktif dalam event-event yang ada di Indonesia,” tutup Ellena.
Kak Irman emang baik, humble, friendly juga sii. Gua jadi tahu S1 Event Prasmul setelah dijelasin ama Kak Irman. Detail banget jelasinnya. Kerennn kakk.