Pengangguran merupakan salah satu problem terbesar bagi para pemegang gelar sarjana. Kadang bukan perkara skill dan pengetahuan saja, tapi juga karena lapangan kerja yang terbatas dibandingkan jumlah lulusan. Maka dari itu, alangkah baiknya jika mahasiswa dibukakan pintu menuju karier cemerlang semenjak masih menyandang status pelajar.
Kesempatan ini diraih oleh Stephanie Octavia, Prasmulyan S1 Business 2008. Tak menunggu wisuda atau bahkan sidang, Stephanie yang kala itu sedang menjalankan perkuliahan semester akhir, mulai meniti kariernya. Kini, 6 tahun setelah meninggalkan kampus Prasmul, ia menjabat sebagai Senior Business Development di Tokopedia. Ini dia Success Story-nya.
Berangan Jadi Dokter
Walaupun sekarang bergelut di dunia digital, cita-cita Stephanie semasa kecil jauh berbeda. Berangan menjadi dokter, perempuan rupawan ini mengaku banting setir sejak SMA. “Aku sadar bahwa passion aku adalah bersosialisasi. Berdiskusi. Cerewet begini, kayaknya aku nggak cocok jadi dokter,” canda Stephanie.
Setelah memutuskan bahwa ia ingin bersekolah bisnis, belum terbesit di benak Stephanie untuk berkuliah di Prasmul. Saat itu masih berumur tiga tahun, program S1 Prasmul belum bergaung ke telinga pelajar SMA. “Sejujurnya, aku belum pernah dengar Prasmul waktu itu. Orang tuaku pun hanya tahu program S2 Prasmul,” ungkap Stephanie. “Namun aku didorong oleh kakak. Ia bilang programnya bagus karena pengajarnya sudah ternama di dunia bisnis dan profesional. Aku jadi tertarik, deh.”
Memasuki jurusan impiannya, dilengkapi dengan background keluarga entrepreneur, Stephanie mengaku bahwa meraih gelar sarjana di Prasmul merupakan keputusan yang sesuai dengan dunianya.
Langkah Pertama di Career Day Prasmul
Menjelang kelulusan, Stephanie mengikuti program Career Day (kini bernama Talent Fair) dari Prasetiya Mulya. Ditujukan untuk mahasiswa tingkat akhir, Prasmul mengundang berbagai perusahaan untuk mengadakan sesi wawancara eksklusif bagi Prasmulyan. “Dari program Career Day, aku akhirnya bergabung dengan PT. Astra International dalam program Management Training,” ujar Stephanie. “Nggak sangka aku akan bekerja di situ selama 5 tahun!”
Sembari mengerjakan tugas akhir, Stephanie mengikuti in-class training dari pagi sampai sore. Merangkup training, skripsi, serta sosialisasi bersama teman-teman, pengalaman tersebut meningkatkan time management skill-nya. “Capek sih sudah pasti. Tapi ini merupakan challenge buatku,” kata Stephanie.
Melalui program MT tersebut, perempuan yang lahir di Jakarta ini mengawali kariernya di PT. Federal International Finance (FIF) bagian Human Capital, kemudian PT. Astra International, Tbk. di bagian Corporate Strategy, sebelum akhirnya menetap di PT. United Tractors, perusahaan jual alat berat, di bagian Marketing selama 3 tahun.
Ingin Tantangan Baru
Bergabung di Astra, Stephanie menyerap ilmu sebanyak-banyaknya. Bahkan, ia sempat diberikan tanggung jawab untuk menjalankan proyek besar di tahun 2016. “Saat itu, keadaan tambang dan batu bara sedang menurun,” Stephanie bercerita. “Agar penghasilan perusahaan tidak negatif, kami menginisiasikan bisnis baru yang fokus di pasar jalan raya, supaya kami tidak hanya bergerak di tambang.”
Kesuksesan proyek tersebut dianggap sebagai achievement terbesar bagi Stephanie. Namun setelah setengah dekade, ia ingin mencoba tantangan baru serta terekspos di bidang yang lebih fresh. “Sekarang masyarakat semakin terkoneksi dan teknologi semakin berkembang,” tuturnya. “Jadi aku putuskan bahwa beralih ke perusahaan digital menjadi langkah yang tepat untuk mengembangkan karier.”
Bergabung di Tokopedia, salah satu perusahaan Unicorn di Indonesia, Stephanie jujur bahwa tantangannya berbeda 180 derajat. Sebelumnya berkecimpung di bidang komoditi pertambangan, kini ia bergerak di online marketplace. Tadinya ia handle Business to Business, sekarang harus menangani Costumer to Costumer.
“Semuanya serba cepat. Walaupun tidak memiliki background IT, aku tetap harus mengerti teknologi agar dapat berkolaborasi antar tim dengan baik,” ujarnya. “Untungnya, dulu di Prasmul aku menerima mata kuliah Business Technology. Tentu, teknologi sudah tidak sama dengan 6 tahun yang lalu. Tapi dari matkul tersebut, aku dibuat melek teknologi. Kita tidak boleh tertutup dan menjalankan bisnis konvensional. Mindset itu sangat berguna di posisi aku sekarang.”
Masih Mau Berbisnis
Berawal dari Career Day Prasmul, kemudian berlabuh di Tokopedia. Kesuksesan Stephanie tidak berhenti di situ. Walaupun telah menyemenkan nama di dunia profesional, ia masih ada keinginan untuk membuka bisnisnya sendiri.
“Pada dasarnya, dunia bisnis dan profesional membutuhkan skill set yang sama, terutama entrepreneurial skills,” tekannya. “Berpikir kreatif, berani bergerak, berkomunikasi, semua itu berguna di perusahaan besar.”
Bersama dengan suaminya, Stephanie berencana untuk memasuki dunia creative agency, tepatnya Wedding Organizer. Namun tak terburu-buru, ia masih ingin mengeksplorasi dunia profesional beberapa tahun lagi karena layaknya berkuliah di Prasmul, semuanya merupakan proses pembelajaran.
“Kangen banget berkuliah! Tiap detik aku nikmati. Dari senangnya, sampai pusing mengerjakan tugasnya,” kenang Stephanie. “Paling seru adalah waktu mengerjakan Business Creation dan Business Development. Itu yang paling memorable buat aku.”
—
Menarik bukan perjalanan karier Stephanie? Are you the next success alumni? Nantikan kisah berikutnya di Ceritaprasmul!
Add comment