Tahukah kamu, setiap aktivitas dan gerak-gerik kita di internet ternyata terekam dan tersimpan rapih di sebuah sistem bernama big data. Menariknya, sistem dari big data ini bisa mengetahui apa yang dilakukan 143 juta pengguna internet[1] di Indonesia selama mereka berselancar di dunia maya.
Dalam dunia bisnis, big data adalah peluang emas untuk memajukan usaha! Bagaimana tidak, dengan data yang berlimpah, perusahaan atau pebisnis bisa mengetahui berapa lama konsumennya online, konten apa yang disukai konsumen, jam berapa mereka menggunakan media sosial, website apa saja yang sering kunjungi, barang apa saja yang di beli, hingga profil lengkapmu juga bisa terlacak dengan mudah!
Permasalahannya, big data adalah sebuah ruang yang bisa menyimpan 1 milyar data setiap harinya. Besar, tak terstruktur, dan rumit mungkin jadi kata yang tepat untuk menggambarkannya. Semua pasti bertanya-tanya nih, gimana ya data yang ‘acak-acakan’ tersebut dapat dipakai untuk memajukan sebuah bisnis? Nah, profesi Big Data Analyst hadir untuk mengubah data menjadi informasi yang berharga bagi menentukan langkah bisnis.
Profesi Yang Sedang Diburu
Meski terbilang baru, profesi ini sangat diburu lho! Baik perusahaan berbasis online seperti e-commerce, maupun perusahaan konvensional seperti perusahaan transportasi, logistik, hingga perbankan membutuhkan Big Data Analyst di dalam timnya.
Bicara mengenai pekerjaannya, seorang Big Data Analyst bertugas untuk mengambil data yang relevan bagi bisnis, untuk diamati dan diolah menjadi suatu pola yang bisa menjawab permasalahan atau memajukan sebuah bisnis. Seorang Big Data Analyst harus bisa memvisualisasikan dan mengkomunikasikan hasil analisis dengan bahasa yang dimengerti, baik bagi rekan bisnis ataupun atasannya. Menantang bukan?
Meraih Profesi Big Data Analyst
Untuk menjadi Big Data Analyst, Kalian harus unggul dalam 3 kemampuan ini! Pertama, kalian harus menyukai matematika. Mengapa? Dengan kemampuan matematika terutama statistika, Big Data Analyst bisa mengamati, mengolah, dan memecahkan data yang dianalisis menjadi sebuah pemodelan matematika.
Kedua, profesi ini juga memerlukan ilmu ekonomi dan manajemen bisnis. Dengan mindset bisnis, Big Data Analyst bisa cermat dalam memilih data yang berguna bagi kebutuhan bisnis, serta mampu mengkomunikasikan temuan dengan penyampaian yang baik.
Tak kalah penting, seorang Big Data Analyst juga tak boleh gagap teknologi. Kemampuan memahami seluk beluk bahasa pemrograman menjadi nilai tambah karena dunia big data erat kaitannya dengan dunia maya.
Dimana Belajarnya?
Untuk menjadi seorang Big Data Analyst, seseorang bisa menempuh jalur pendidikan S1 Business Mathematics, S1 Business Economics, maupun S1 Enterprise Software Engineering di Universitas Prasetiya Mulya. Meski sama-sama mempelajari big data, ada keunikan tersendiri yang membedakan masing-masing jurusan lho.
Dr. Stevanus Wisnu Wijaya selaku Faculty Member (FM) S1 Enterprise Software Engineering bercerita, belajar di jurusan ini, kalian akan memiliki keahlian di bidang big data, terutama dalam hal mengembangkan desain manajemen data serta memonitor infrastruktur data. Sederhananya, mahasiswa S1 Enterprise Software Engineering akan belajar untuk mengolah data mentah melalui bahasa pemrograman seperti Hadoop, NoSQL database, dan sebagainya, untuk dijadikan data yang bisa dianalisis oleh Big Data Analyst.
Sementara menurut Ibu Maria Zefanya selaku FM di S1 Business Mathematics, bagi kamu yang tertarik belajar di jurusan Business Mathematics akan fokus mempelajari bagaimana cara mengolah dan menganalisis data yang dihasilkan Data Engineer, menjadi sebuah pemodelan matematika agar bisa dihitung dan menghasilkan laporan bisnis.
Untuk jurusan S1 Business Economic sendiri, menurut Bapak Alvin Desfiandy selaku FM, jurusan ini akan menggunakan pemodelan matematika yang dihasilkan S1 Business Mathematics, untuk dianalisis menjadi sebuah keputusan bisnis yang berguna bagi perusahaan.
Gimana teman-teman, sudah terbayang kan perbedaaannya? Yuk salurkan bakat matematika, ilmu komputer, maupun bisnis kalian di S1 Universitas Prasetiya Mulya! (vio)
Sumber:
[1] Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 2017
Artikel telah tayang di Quipper.com pada 15 Maret 2018
Add comment