Mahasiswa Prasetiya Mulya berhasil meraih Juara 1 dan 2 dalam kompetisi Inovasi Nasional, yakni L’Oreal Brandstorm 2018, pada Rabu (4/10) lalu. Kemenangan ini merupakan refleksi kerja keras tim Parstée yang beranggotakan Elice Tamara (Branding 2014), Erica Santoso (Branding 2016), dan Yaafi Yulio (Branding 2016), serta tim Fides yang beranggotakan Fergie Tania (Finance 2014), Jennica Wijaya (Business 2014), dan Tiffany Sulaeman (Branding 2014) dalam menaklukkan tantangan dari L’Oreal dengan tema “Invent the Professional Salon Experience of the Future”.
The pressure is on
Ditemui secara bersamaan, Tim Parstée maupun Tim Fides tak pernah menyangka bawa ide yang mereka ajukan bisa menandingi ide 700 mahasiswa yang mendaftar. “The pressure is on! 9 tim finalist sangat qualified, mereka datang dari universitas ternama di Indonesia,” ungkap Yaafi.
Tiffany dari Tim Fides menambahkan, konsep final yang bertemakan Innovation Fair, dimana masing-masing tim finalis harus mempromosikan ide inovatifnya kepada 21 juri, juga terbilang menantang. “Selain berhadapan dengan 16 guest judges, ada 5 main judges yang terdiri dari General Manager hingga President Director.” Ia juga bercerita, “Kami harus pitching sebanyak 9 kali ke juri yang berbeda-beda, disitu sangat belajar gimana ngatur stamina dan konsentrasi agar tetap stabil.”
The real experience
Yaafi dan tim Parstée yang pada 14 Mei mendatang akan bertolak ke Paris, mengusung inovasi yang dinamakan The Real Experience. Sinergi ketiga mahasiswa S1 Branding Prasmul dalam ajang ini tak pelak menjadi pengalaman implementatif bagi ilmu yang mereka dapat di kampus.
Dari banyaknya mata kuliah yang mereka pelajari, Tim Parstée menuturkan setidaknya mata kuliah Consumer Journey, Consumer Insight, dan Financial Accounting banyak memberikan sumbangsih dalam mengarungi kompetisi bergengsi ini.
“Kami mencoba membedah case yang diberikan se-detil mungkin. Selain memperhitungkan aspek Return of Investment, inovasi The Real Experience juga dibuat dengan memperhatikan aspek pre, during, dan post-purchase,” jelas sosok yang menjabat sebagai Public Relations Student Board 2018 ini.
Dengan panduan Bapak Arief Budiman, Msi., selaku Faculty Member dan mentor, Tim Parstée mengaplikasikan inovasi pra-pembelian ke dalam fitur Match Hairdresser dan Client pada aplikasi The Real Experience. Selayaknya apps Tinder, fitur ini akan yang mencocokan kapster dan klien sesuai interest mereka. Sementara pada layanan pasca pembelian, fitur Catalog hadir sebagai platform berbagi foto layaknya apps Instagram khusus bagi para konsumen salon.
Untuk layanan saat pembelian, mereka mengusung 2 konsep unik yang bisa diaplikasikan di salon. Pertama, Beauty Chamber, yaitu sebuah ruang yang dilengkapi fast conveyor layaknya yang ada di restoran sushi. “Kerja hairdresser akan jauh lebih mudah dengan alat ini, karena fast conveyor berfungsi untuk mengantarkan segala produk maupun alat yang dibutuhkan hairdresser secara otomatis,” papar Yaafi. Tak hanya itu, Di tahap ini, konsumen juga dimanjakan dengan Hologram Mirror yang berfungsi untuk memberikan gambaran hairstyle bagi para konsumen.
Ada dukungan penuh dibalik kemenangan
Keaktifan mahasiswa Prasmul dalam berbagai kompetisi nasional maupun global, membuat kampus ini tak paceklik piala. Stefanny beranggapan, kemampuan kolaborasi dan kompetisi memang menjadi hal yang digalakkan dalam perkuliahan di Prasmul.
“Selama ini banyak mata kuliah yang dikompetisikan, bahkan case dan judges-nya langsung datang dari industri. Pengalaman ini membuat kami sudah terbiasa untuk proposed idea, dan punya bayangan apa yang dicari para industri untuk pemajuan bisnisnya,” jelasnya.
Tak lupa, kemenangan keenam Prasmulyan dalam L’oreal Brandstorm 2018 ini tak terlepas dari dukungan Learning Center Prasetiya Mulya yang memberi ilmu berbahasa inggris dengan lancar dan lugas. “Peran Bu Dwi Sosronegoro dan tim LC sangat besar, beliau memberi masukan bagaimana memenangkan kompetisi lewat kemampuan bahasa inggris yang baik,” tutur Yaafi.
Menjelang keberangkatannya, Yaafi, Erica, dan Elise terus mematangkan inovasi agar performa mereka melawan 42 tim dari seluruh dunia bisa unggul dan sukses meraih total hadiah 30.000€. “Banyak yang harus dipersiapkan, salah satunya kami mau buat prototipe The Real Experience lebih profesional dan real, “ tutup Yaafi. (*VIO)
Add comment