“Digital transformation menjadi satu-satunya cara untuk melewati masa-masa pandemi ini.”
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Dean School of Applied STEM Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Yudi Samyudia dalam sambutannya di acara National IT Zoominar & Indonesia IT Award III 2020. Acara yang diadakan secara virtual pada Jumat (6/11) melalui kanal Zoom ini mengusung tema “Digital Transformation in the Age of COVID-19”.
Dalam ajang ini, turut diadakan penyerahan penghargaan bagi sejumlah perusahaan yang sudah “beradu” lewat strategi transformasi digitalnya masing-masing. Yang membanggakan, Faculty Member Universitas Prasetiya Mulya, Prof. Dr. Ir. Marsudi Wahyu Kisworo, M.Sc., IPU terpilih sebagai Tokoh Teknologi Informasi 2020.
Pandemi Mendorong Akselerasi Digital
Prof. Dr. Widodo Muktiyo selaku Dirjen Informasi Komunikasi Publik (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) dalam ajang ini menjelaskan bahwa pandemi dapat dijadikan sebagai momentum untuk melakukan akselerasi digital. Apalagi, jika merujuk pada data di awal 2020, sudah ada 64% masyarakat Indonesia yang menggunakan internet. Ia percaya angka ini akan meningkat pesat di akhir 2020.
“Saya yakin dalam masa pandemi ini, angka itu akan bertambah dalam jumlah yang signifikan karena kita punya pendekatan stay-at-home lifestyle, bekerja dari rumah, belajar dari rumah, dan beribadah dari rumah,” ungkap Prof. Widodo.
Di sisi lain, Chief Technology Officer Maybank Indonesia, David Formula turut menyampaikan antusiasmenya dengan percepatan transformasi digital di masa pandemi. Ia mengatakan bahwa keterlibatan pihaknya dalam proses transformasi ini terwujud melalui rencana open-banking untuk membantu usaha-usaha dalam menyalurkan kredit.
Seharusnya, agenda ini direncanakan untuk rampung pada 2021. Akan tetapi, akibat pandemi, agenda tersebut pun terealisasi tahun ini.
“Kita berterima kasih dengan COVID-19 karena dengan COVID-19, kita bisa mengakselerasi transformasi digital,” kata David.
Bagaimana Bank Beradaptasi?
“Di tahun 2020, transaksi kita naik 64%. Kemudian dari sisi digital monitoring juga, kita naik 29% dan QR payment transaction kita naik 1.478%,” David menceritakan bagaimana pandemi COVID-19 membawa perubahan bagi Maybank Indonesia.
Ia memaparkan bahwa perusahaan, khususnya perbankan, akan mempercepat proses implementasi digital yang sudah mereka jalankan. Menurutnya, ada 4 tren yang paling populer. Pertama, application programming interface (API). Melalui tren ini, bank akan membuat satu financial ecosystem yang dapat mempercepat proses transaksi.
Tren selanjutnya adalah implementasi mobile banking dan peningkatan kebutuhan di bidang cloud technology. Kedua tren ini menjadi semakin krusial akibat infrastruktur bank yang terganggu akibat pandemi. Sebagai contoh, nasabah kini jauh lebih sering melakukan transaksi melalui perangkat digital daripada melalui kantor cabang.
Yang terakhir adalah implementasi big data untuk menerapkan predictive analytics. Melalui tren ini, bank dapat memberikan penawaran produk yang sesuai dengan perilaku masing-masing nasabah.
Digital Tetapi Tetap Aman
Namun, yang perlu menjadi catatan, transformasi digital juga dapat menjadi bumerang bagi perusahaan. Lebih lanjut, David menjelaskan, “Dalam satu detik, bank mendapat 1,7 juta serangan brute force attack. Ini yang membuat sistem beberapa bank down.”
Akibat penerapan work from home, sistem perusahaan pun terekspos karena setiap karyawan dapat mengakses sistem perusahaan dari tempat yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk menaruh perhatian besar terhadap cyber security.
Add comment