Bagi pemuda yang akrab disapa Jon berikut, karier yang sukses tak dapat diperoleh begitu saja. Dibutuhkan strategi matang, baik dalam aspek akademik maupun non-akademik sejak berkuliah, untuk mampu menunjang koneksi, kualifikasi, serta semangat kompetisi. Bagaimana kisahnya? Begini Jonathan Rahardja menceritakannya kepada Ceritaprasmul!
Menjadi Juara Kampus
Sedari remaja, pemuda asal Jakarta ini memang sudah memiliki visi untuk berkarier di dunia finance. Keputusannya mengambil jurusan S1 Finance and Banking Prasetiya Mulya pun menjadi pilihan yang tepat. Sebab, tak hanya memperoleh pembelajaran formal, ia turut bertemu dengan praktisi, hingga mahasiswa dengan interest serupa yang menumbuhkan semangat kompetisinya. “Even for you yang nggak suka belajar dan lebih suka nyantai, that environment somehow pushes you to learn more,” ungkap Jonathan.
Semangat berkompetisi dengan sehat ini turut membuat Jonathan aktif mengharumkan nama almamater, dengan mewakili Indonesia di babak final Chartered Financial Analyst (CFA) Institute Research Challenge pada tahun 2015 dan menyabet posisi pertama di Indonesia Investment Banking Competition (IIBC), perlombaan berskala nasional.
Alhasil, tak hanya beasiswa Prasmul dan CFA yang akhirnya diraih, Jonathan turut mengisi posisi Best Graduate of Management Class Prasetiya Mulya 2012 with Outstanding Contributions and Achievements. “It’s actually good if you’re involved in that kind of competition. It opens up literally everything,” ungkapnya.
“Prasmulyan punya sesuatu yang belum tentu dimiliki siswa lain, seperti lebih specialized di industri dan being presented by the pros, dari pengajar ataupun dengan participate in many events.”
Agile dalam Mengambil Kesempatan
Tak hanya prestasi akademik, pemilik akun Instagram @raharjajo ini menyadari bahwa memiliki pengalaman sebanyak-banyaknya di bidang non-akademik juga penting. Meski sudah memiliki karier gemilang di bidang global market, Jonathan tak akan lupa bagaimana kesempatan kepanitiaan di Prasmul menjadi gerbang awal keberhasilannya di dunia pekerjaan.
“Gue ikut kepanitiaan lumayan banyak, salah satunya di Finance & Investment Society (FIS) Prasetiya Mulya selama kurang lebih 2-3 tahun,” Jonathan bercerita. “Waktu itu, kita rancang kompetisi nasional, tugas gue mencari sponsorship dari investment bank di Indonesia yang paling baik. So, engga cuma menawarkan sponsorship, gue taruh CV di sana sekaligus interaksi dengan user.”
Upaya tersebut membuahkan hasil. Jonathan diterima magang di Divisi Investment Banking Mandiri Sekuritas, dan semenjak magang pertamanya tersebut, pintu menuju karier berikutnya terbuka, seperti kesempatan untuk magang di PwC Advisory, yang sangat membantu proses interview pertamanya di Citi. “It’s hard to score a job in global banking, but since I have experience and knowledge, that helps me to break the case yang ditanya ke aku,” ungkapnya.
“Yang disediain Prasmul sudah lengkap. It’s just the matter of what you can do to sharpen what you have with your experience. Gue percaya banyak Prasmulyan yang punya skillset dan fundamental knowledge di atas rata-rata.”
Balance is Key
Meski perhatian sudah teralih mendengar jejeran prestasi di atas, bagaimana Jonathan menyeimbangkan antara kehidupan akademik dan non-akademik? Berikut adalah empat tipsnya!
- Set Your Standard & Priorities
“Waktu itu gue memberi standar pada diri sendiri, bisa main basket, nongkrong, tapi tetap harus ingat goals: IPK nggak boleh di bawah 3.5,” ungkap Jonathan. Karenanya, mahasiswa yang aktif mengambil ekstrakurikuler basket ini selalu membagi proporsi kegiatan dengan seimbangan, “The first 2 years were probably 60:40. Tapi karena nilai gue sempat turun, semester 3 dikurangi porsi non-akademiknya, dari 40% jadi sekitar 20-25%.”
- Have A Support system
Seperti Jonathan yang bertemu dengan Prasmulyan lain, Faculty Member, hingga praktisi industri, membuat ia termotivasi menjadi sosok kompeten. Lingkungan yang mendukung sangat menentukan karakter dan keberhasilan.
- Be Proactive
“Each semester is getting tougher,” ungkap Jonathan. “But then you also need to compromise. Harus aktif bertanya ke Faculty Member kalau nggak paham, dan sisihkan waktu buat review atau skimming. Jadi waktu masuk kelas, bisa lebih siap karena seenggaknya sudah baca-baca.”
- Finish What You Have Started
“Yang bikin gue proud up until this moment is my integrity and the way I do things and get things done,” ungkapnya. “Mungkin ada banyak orang yang lebih pintar, tapi bukan berarti mereka bisa solve problems and get things done. Padahal, hal dasar itu harus dimiliki di kehidupan profesional, ataupun ketika bangun bisnis sendiri.”
“For the people who get things done, and get acknowledgment, they’re the one who actually outshine the others.”
Add comment