Job market lagi seret, tapi sebelum lulus kuliah, kamu bisa dapet pekerjaan? Ini cerita Vanessa Indra Marcella soal berkarier sembari berkuliah.
Berawal dari Lomba
“I have always been a science student, I have never imagined myself even enrolling in a business school,” ungkap Vanessa, saat diwawancara oleh tim Cerita Prasmul. Namun, bagaimana Vanessa akhirnya malah memutuskan untuk berkuliah di bidang keuangan dan teknologi, meski cita-cita awalnya masuk ke teknik sipil?
Sewaktu pandemi, semua orang yang dirumahkan dan terkena PSBB pasti bosan dan berujung membuka internet. Entah itu untuk hiburan, pesan makanan atau barang, bahkan belajar hal baru. Namanya juga jodoh, Vanessa dipertemukan oleh pengetahuan soal finance.
“Apa yang membuat aku ingin belajar finance tuh, karena aku sadar finance juga punya banyak hitung-hitungan matematika dan memproses angka. So I tried applying for S1 Financial Technology in Prasmul because I heard good things about it,” aku Prasmulyan angkatan 2021 ini.
Setelah apply, ternyata Vanessa mendapatkan kabar baik selain diterima. “I got offered a YSI (Young Scholar Indonesia) scholarship!”
Dan perjalanan itu, tentunya tidak berhenti sampai di sana. Kesukaan Vanessa terhadap dunia finance makin tersalurkan dengan beragam kompetisi yang ada di prodinya. Salah satu yang paling memorable buat Vanessa adalah CFA Research Challenge.
“What’s beyond theories I haven’t been exposed to yet.”
“Aku bareng empat anggota lain di tim. This is basically an equity research competition in which we were assigned to cover a ticker called AVIAN, it’s a retail paint company in Indonesia,” Alumnus SMA Cita Hati Surabaya ini berbagi. “Joining CFA Research has definitely exposed me to understanding the equity market and capital market like the professionals in the industry. Aku ditantang untuk memahami level kompetensi profesional. Jadi selama tiga bulan menulis laporan AVIAN sama tim itu menantang banget. Apalagi, aku dan tim mewakili Indonesia sekaligus Asia Tenggara.”
Achievement Unlocked: Work-Life Balance
Ternyata, ikut kompetisi ini membuka kesempatan baru lagi bagi Vanessa. Bertemu dengan profesional dalam bidangnya, Vanessa akhirnya mendapat tawaran untuk magang di Heyokha Research Indonesia.
“Menurut aku, ini sesuatu yang menunjukkan kalau belajar di luar kelas, menuruti minat bakat kita di luar kelas dan kampus bisa memberikan kesempatan yang jarang didapat kalau kita stuck di kampus doang,” pesan gadis yang juga pernah magang di GoTo tersebut. Dan kebetulannya lagi, bidang yang ditawarkan selaras dengan minat Vanessa, capital market.
Di samping itu, Vanessa juga pernah menjadi voluntir untuk client projects di International Consulting Club at Indonesia (ICCI).
Banyaknya pengalaman-pengalaman ini lama kelamaan mengasah skill Vanessa untuk mencapai work life balance.
“That time, I had to balance between offline internship, offline university. Sama siap-siap untuk interview di salah satu dari Big 3 Consulting atau MBB,” cerita Vanessa. Lebih-lebih, Vanessa adalah salah satu Prasmulyan angkatan pandemi. Tentunya ada banyak adjustment yang harus ia buat.
“Aku mencoba maksimalin semua resources yang ada dan urutin prioritas di jangka pendek dari yang bakalan berguna buat jangka panjang.” Tidak sia-sia, karena selama dua hingga tiga bulan, akhirnya Vanessa mulai terbiasa dengan pace kehidupan kerja dan kuliah yang cepat.
What’s Next?
Terus, apa yang ingin Vanessa lakukan di masa depan kelak?
“In the next three and four years, I can still see myself working in MBB,” kata Vanessa. Menurutnya, ia masih ingin belajar banyak di industri ini. “Rencananya sih, I want to be a generalist in my first 1.5 years as a consulting analyst. Berusaha paham industri dan klien yang beragam, cari tahu industri mana yang aku paling jago, industri mana yang cocok sama aku.”
Vanessa melanjutkan, kalau ia suatu hari ingin berpindah bidang ke capital market. “Itu kenapa aku ingin spend my time learning in the consulting industry, sebelum ‘keluar’ ke capital market industry.”
Add comment