Artikel oleh Sitti Nur Asnin
Dosen S1 Energy Engineering Universitas Prasetiya Mulya
Energi listrik selalu kita gunakan dalam segala hal. Tetapi, tahukah kamu jika 95% pemenuhan energi listrik di Indonesia masih menggunakan energi konvensional atau energi yang tidak terbarukan. Padahal energi tersebut akan habis dalam kurun waktu dekat ini, sehingga kita harus berhati-hati mengenai seberapa banyak energi listrik yang kita gunakan.
Jumlah kampus di Indonesia cukup banyak dan jika diakumulasikan konsumsi listrik dari semua kampus, maka dapat diperoleh angka yang cukup signifikan. Penggunaan energi listrik dari energi konvensional ini dapat dikurangi dengan mengimplementasikan inovasi teknologi energi terbarukan seperti pengolahan sampah menjadi listrik.
Bukan hal baru lagi ketika sampah dapat menjadi sumber energi listrik, yaitu melalui gabungan proses pembusukan anaerobik dan pirolisis. Sampah yang dapat terurai di dalam reaktor pembusukan anaerobik akan menghasilkan gas metana (CH4) dan pupuk organik. Adapun jenis sampah yang lain seperti sampah plastik akan diproses dalam reaktor pirolisis untuk menghasilkan bahan bakar minyak. Gas metan dan bahan bakar minyak yang dihasilkan selanjutnya akan digunakan untuk membangkitkan listrik melalui sebuah mesin genset diesel. Sejauh ini, aplikasi limbah menjadi listrik di lingkungan institusi pendidikan masih pada tahap prototipe. Semoga kedepannya ada banyak sekolah yang bisa merealisasikan teknologi sampah menghasilkan listrik. Bisa dibayangkan, jika satu orang siswa menghasilkan 30 gram/hari sampah yang dapat terurai dan 17 gram/hari sampah plastik, maka 1000 orang akan menghasilkan 30 kg/hari sampah yang dapat terurai dan 17 kg/hari sampah plastik diproses melalui pembusukan anaerobik dan pirolisis dapat menghasilkan 30 kw/hari (8 jam waktu operasional pembangkit). Jika diasumsikan 1 ruang kelas menggunakan 1000 watt, maka energi listrik 30 kw/hari yang dihasilkan dari sampah dapat memenuhi 30 ruang kelas.
Selain menjadi solusi untuk pemenuhan listrik, sistem konversi sampah ini tidak hanya akan menyelesaikan masalah kesehatan dan lingkungan, tetapi juga dapat menghasilkan keuntungan ekonomi . Jadi tunggu apalagi? Kalau kita dapat berkontribusi sedikit untuk negri ini dari hal kecil, yang bukan hanya secara langsung dapat mengurangi penggunaan energi konvensional di lingkungan kampus, tapi lebih lagi dapat menjadi bekal penerapan sistem ekspansi teknologi mutakhir pada level yang lebih luas dan juga waktu yang lebih panjang di masyarakat, yuk ubah sampah jadi energi listrik di kampusmu!
Add comment