Dengan meningkatnya kecanggihan teknologi, semakin banyak perempuan menyambut skill dan pengetahuan yang dulu hanya identik untuk laki-laki. Baik sebagai ahli teknik maupun CEO, perempuan memiliki kemampuan dan peluang yang sama di dunia industri.
Berbicara mengenai peran perempuan dalam dunia kerja, Ibu Desy Sulistyorini. S.E.,M.M. selaku President Director, PT Angkasa Pura Supports serta Alumnus S2 Prasmul menyatakan bahwa “Ketika memilih untuk menjadi wanita karir, kita harus bisa membagi waktu antara keluarga dan karir. Karena setinggi-tingginya posisi kita di tempat kerja, kalau sudah sampai di rumah tetap akan menjadi ibu rumah tangga”. Beliau mengatakan bahwa sangat penting untuk memiliki kemampuan multitasking serta mengatur prioritas antara kepentingan pekerjaan dan kepentingan pribadi (dalam hal ini keluarga) sebagai wanita karir.
Selain itu, Yosephine Devina selaku Key Account Manager P&G serta Alumnus S1 Branding Prasmul juga turut memberikan pendapat mengenai peran perempuan dalam dunia kerja. Devina menyatakan bahwa multi peran sangatlah penting, “tentu sebagai perempuan harus bisa menjadi sosok yang bisa ini dan itu, meskipun belum menikah saya tentu masih memiliki keluarga yang harus saya jaga hubungannya, terlebih lagi saat ini saya sedang di tempatkan di luar daerah” ujarnya.
Pada saat hari kerja, Devina akan selalu mengusahakan untuk menyelesaikan pekerjaanya di hari kerja, sedangkan hari libur sepenuhnya ia khususkan untuk beristirahat, berkomunikasi dengan keluarga serta teman dekat.
Selama diskusi berlangsung, Asyifa Latief selaku Former Member of Deputy II INASGOC sekaligus Mahasiswa S2 Prasmul turut serta membagikan caranya untuk mengatasi distraksi saat proses melaksanakan perannya sebagai wanita karir, yakni dengan cara “unplug yourself from social media for a while, hal ini bertujuan agar diri kita dapat lebih fokus menyelesaikan pekerjaan kita”, ujarnya.
“Ilmu pendidikan berpengaruh dengan karir, bagaimana cara kita membangun relationship dengan teman-teman kantor, dengan client, karakter dan the way of thinking kita terbentuk karena pendidikan”
Ibu Desy yang saat ini sudah terjun di dunia profesional selama 28 tahun menyatakan bahwa ketika berkuliah di S1 dan S2 merupakan moment yang membentuk beliau untuk dapat menjadi seorang leader perempuan.
Dalam sesi diskusi yang sama, Asyifa juga turut menyatakan pendapat bahwa “Ketika akan melakukan pekerjaan di tempat baru, pastikan diri sudah memiliki amunisi berupa knowledge, serta buktikan bahwa diri kita adalah seorang individu yang memiliki intensi yang baik agar lingkungan juga nyaman bekerja dengan kita”
Kualitas Spesial dari Seorang Leader Perempuan
“Perempuan secara natural tidak hanya multitasking, tetapi juga caring”
Menurut Devina, hal penting sebagai seorang leader bukan hanya soal task-oriented, tetapi juga harus dapat memahami kondisi anggota timnya. Selama ini ia selalu mengusahakan diri untuk menjadi partner kerja yang baik dengan bergaul menjadi teman yang mengerti dan dapat ngobrol santai dengan timnya.
Acara ini berlangsung dengan lancar dan mendapatkan antusiasme yang tinggi dari para peserta. Melalui acara ini, diharapkan dapat menginspirasi para perempuan dalam membangun karir di dunia kerja.
Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Universitas Prasetiya Mulya, Klik disini