PRASETIYA MULYA PUBLISHING

Aturan Penggunaan Tanda Titik dan Tanda Koma

Prasetiya Mulya Publishing > Artikel > Category Pojok Bahasa > Aturan Penggunaan Tanda Titik dan Tanda Koma
Aturan Penulisan Tanda Baca Tanda Titik dan Tanda Koma

“Satu titik, dua koma…”

Siapa yang akrab dengan lanjutan pantun jenaka di atas? Ya, sewaktu kecil dulu, kita mungkin terbiasa memainkan pantun menggoda itu, tetapi beranjak dewasa, sudah pahamkah kita dengan kedua tanda baca tersebut? Tidak berlebihan rasanya jika mengklaim tanda titik dan koma merupakan tanda baca terpopuler di antara tanda baca lainnya. Sayangnya, meski populer, penggunaan keduanya masih sering disalahpahami. Mari ambil waktu sejenak untuk mengenal masing-masing tanda baca tersebut. Janji, perkenalan ini tidak akan lama.

Tanda Titik

Kita harus, mau tidak mau, suka tidak suka, mengakhiri apa yang kita mulai dengan tanda titik, kecuali pada beberapa kondisi. Nah, pada kondisi apa tanda titik haram digunakan? Pada kondisi seperti apa kita kerap membawa-bawa tanda titik, padahal kehadirannya tidak diperlukan sama sekali?

  • Tanda titik dipakai pada akhir kalimat pernyataan maka pada jangan membuat patah hati ibu/bapak guru bahasa Indonesia kita dengan menggunakan tanda titik pada kalimat perintah dan kalimat tanya.
  • Tanda titik dipakai di belakang angka atau huruf dalam bagan, ikhtisar, atau daftar, tetapi tidak dipakai pada angka atau huruf yang sudah diikuti tanda kurung dalam perincian.
  • Tanda titik dipakai untuk memisahkan detail angka jam, menit, dan detik yang menunjukkan waktu atau jangka waktu.
  • Tanda titik dipakai dalam penulisan daftar pustaka.
  • Tanda titik dipakai untuk memisahkan bilangan atau kelipatan yang menunjukkan jumlah, tetapi tidak dipakai untuk memisahkan bilangan ribuan atau kelipatan yang tidak menunjukkan jumlah, ya.

Kesalahan yang paling sering terjadi adalah menggunakan tanda titik untuk mengakhiri singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, nama dokumen resmi, maupun akronim yang sudah diterima masyarakat luas. Kita tidak menggunakan tanda titik di akhir singkatan KTP, UUD, atau WHO, bukan? Jadi, mulai sekarang, jangan gunakan tanda titik untuk mengakhiri singkatan PT, SIM, NIP, dan lainnya.

Tanda Koma

Ketika ingin merincikan sesuatu, kita akan meminta bantuan tanda koma. Selain membantu memisahkan unsur-unsur yang dirincikan, tanda koma masih memiliki beragam peran lainnya. Apa saja?

  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan anak kalimat yang ditulis mendahului induk kalimatnya. Beberapa penanda anak kalimat adalah penggunaan kata jika, karena, dan agardi awal kalimat.
  • Tanda koma dipakai di belakang kata atau ungkapan penghubung antarkalimat, seperti jadi, dengan demikian, oleh karena itu, dan meskipun demikian.
  • Tanda koma dipakai sebelum kata penghubung, seperti kata tetapi, melainkan, dan sedangkan.
  • Tanda koma dipakai sebelum dan/atau sesudah kata seru, seperti kata wah, aduh, hai, dan ya.
  • Tanda koma dipakai sebelum kata sapaan, sepertiDik, Pak, dan Bu.
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan petikan langsung dari bagian lain dalam kalimat, tetapi tidak untuk memisahkan petikan langsung yang berupa kalimat tanya, kalimat seru, atau kalimat perintah dari bagian lain yang mengikutinya.
  • Tanda koma dipakai di antara nama orang dan singkatan gelar akademis yang mengikutinya.
  • Tanda koma dipakai untuk mengapit keterangan tambahan atau keterangan aposisi dalam kalimat.
  • Tanda koma dipakai sebelum angka desimal, seperti keterangan 27,5
  • Tanda koma dipakai untuk memisahkan bagian nama yang dibalik susunannya dalam daftar pustaka

Kesalahan penggunaan tanda koma, umumnya, terjadi pada dua kondisi. Pertama, pada perincian dalam kalimat. Sering kali, tanda koma tidak disertakan sebelum perincian terakhir yang diikuti kata hubung. Contoh salah: Jangan lupa membawa dompet, payung dan botol minum. Contoh yang benar: Jangan lupa membawa dompet, payung, dan botol minum. Kedua, tanda koma salah digunakan untuk memisahkan induk kalimat yang mendahului anak kalimat. Contoh salah: Dia tidak bisa memberikan diskon, karena harga terigu naik. Contoh penggunaan tanda koma yang benar adalah: Karena harga terigu naik, dia tidak bisa memberikan diskon.

Bagaimana? Sudah mulai memahami penggunaan tanda baca titik dan koma? Menulis dengan menggunakan tanda baca yang benar akan memudahkan pembaca memahami pesan yang ingin kita sampaikan. Jadi, perhatikan dengan saksama ya penggunaan tanda baca di dalam tulisan kita.  

Leave a Reply