Post Views: 343
Dosen perlu menulis buku untuk memenuhi kewajibannya sebagai bagian dari sivitas akademika. Tuntutan dosen wajib menulis buku ini telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
Pada Pasal 12 Ayat 1 dalam undang-undang tersebut, dosen sebagai anggota sivitas akademika punya tugas melakukan transformasi ilmu pengetahuan dan/atau teknologi yang dikuasainya kepada mahasiswa.
Kemudian di Ayat 2, dosen menyandang peran sebagai ilmuwan. Artinya, ia punya tugas dalam pengembangan cabang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi lewat penalaran dan penelitian ilmiah yang kemudian perlu disebarluaskan.
Bersambung ke Ayat 3, dosen, baik secara perorangan maupun berkelompok, diwajibkan untuk menulis buku ajar atau buku teks dan/atau publikasi ilmiah yang nantinya diterbitkan perguruan tinggi.
Buku atau publikasi ilmiah karya dosen ini diterbitkan untuk menjadi sumber belajar dan pengembangan budaya akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi sivitas akademika.
Walaupun begitu, menulis buku lebih dari sekadar kewajiban bagi dosen. Ada alasan dan manfaat lain kenapa dosen perlu menulis buku. Cek alasan lainnya berikut ini.
Peran dosen sebagai pengajar tidak terbatas dalam menyampaikan secara lisan pengetahuan yang dimiliki, tetapi juga menyebarkan pengetahuan yang dipahaminya melalui tulisan.
Dengan menulis buku, dosen membuka peluang bagi mahasiswa yang diajarnya untuk mempelajari kembali ilmu yang telah diperoleh sebelumnya.
Dalam skala yang lebih luas, buku yang ditulis dosen dapat menjangkau lebih banyak orang, tidak hanya terbatas pada mahasiswa yang diajarnya saja, tetapi juga masyarakat umum yang sedang mencari informasi yang dibahasnya.
Dosen yang menyandang status sebagai ilmuwan mesti memperkuat posisinya sebagai figur yang ahli di bidangnya. Menulis buku menjadi cara dosen dalam memperkukuh peran tersebut.
Pada akhirnya, dosen yang menerbitkan buku tidak hanya dapat menunjukkan keahlian dan komitmen dosen terhadap studi yang ditekuninya, tetapi juga mendorong kredibilitas dan reputasinya. Tidak jarang, dosen yang menulis buku lebih berpeluang diundang menjadi pembicara di forum-forum ilmiah, memperoleh dana hibah penelitian, dan meningkatkan peluang karier lainnya.
Setiap perguruan tinggi memiliki syarat tersendiri bagi dosen untuk naik ke jenjang karier yang lebih tinggi. Salah satu syarat yang umum dan mesti dipenuhi dosen adalah menulis buku.
Dengan menulis buku, dosen berpeluang mendapatkan nilai tambah terhadap angka kreditnya sehingga ia juga lebih berpeluang mengembangkan karier atau jabatan akademik yang lebih tinggi.
Tentu saja, detail syarat kenaikan jabatan lewat menulis buku perlu dicek di tiap-tiap perguruan tinggi karena bisa saja antara perguruan tinggi satu dan lainnya berlaku aturan yang berbeda-beda.
Medium yang dipakai untuk aktualisasi diri bisa bermacam-macam. Salah satunya adalah menulis buku. Menulis buku dapat menjadi pilihan yang cocok bagi dosen untuk aktualisasi diri dalam merealisasikan potensi yang dimilikinya.
Menulis buku dapat memberikan rasa puas dan kebanggaan tersendiri atas kontribusi dan pencapaiannya di lingkup sivitas akademika ataupun masyarakat pada umumnya.
Buku dapat digolongkan sebagai medium promosi diri. Dosen yang menulis buku membuka dirinya untuk dikenal banyak orang, tidak terbatas di lingkup sivitas akademika saja, tetapi juga dikenal masyarakat umum.
Banyak orang sepakat kalau buku memberi manfaat bagi kemaslahatan publik. Buku yang ditulis dosen juga mengambil bagian dalam memberi manfaat tersebut sehingga memberi kontribusi terhadap meningkatnya peradaban.
Promosi diri lewat buku ini menaikkan citra dosen (personal branding). Tidak menutup kemungkinan, peningkatan citra ini membuka peluang bagi dosen untuk mendapat tawaran sebagai pembicara ataupun narasumber di seminar atau workshop.
Menulis buku memang tidak pasti memberi keuntungan yang sangat besar. Namun, dosen yang menulis buku setidaknya dapat memperoleh penghasilan dari buku yang ditulisnya.
Besar atau kecilnya nilai pendapatan dari buku yang terbit tergantung seberapa besar popularitas buku tersebut (best seller atau tidak), jumlah eksemplar yang terjual, dan nilai royalti yang disepakati dengan penerbit.
Meski menulis buku bukanlah pekerjaan yang mudah, bila dilatih dan dijalani terus-menerus, prosesnya akan makin mudah. Jangan lupa, Prasetiya Mulya Publishing juga memiliki tim editor yang dapat menjadi rekan diskusi dan mengembangan ide selama proses penulisan buku, hingga buku rampung dan diterbitkan.
Bagaimana? Siap memulai perjalanan sebagai dosen yang juga aktif menulis buku?