Cerita Prasmul
Basketball isn’t Just a Sport, It’s a Way of Life – Prasmulyan Living Guide

Basketball isn’t Just a Sport, It’s a Way of Life – Prasmulyan Living Guide

Saat langkah kaki dan tangan dengan cepat merampas bola dari lawan, detik-detik mendebarkan itu pastinya tidak terlupakan. Pemain favoritmu meraih bola dan meluncur menuju gawang lawan dengan penuh percaya diri. Ketika tiga poin tercipta, seluruh stadium mendengarkan sorak sorai para penonton setia. Keajaiban itu mungkin terlihat seperti keberuntungan semata. Tetapi, sebenarnya ada proses penuh arti. Bagi tim Phoenix Basketball Prasmul, basket tak hanya olahraga biasa, tapi juga guru kehidupan! Ini dia tiga tips yang bisa kamu petik dari lima sosok pemain basket di Liga Mahasiswa (LIMA), Liga Olahraga Perguruan Tinggi Terbesar di Indonesia. 

ki-ka: Valerie, Shema, Jacquelyn, Brian, Darren, Alicia

One Team, One Dream

It feels amazing aja yang awalnya kita nggak kenal, tapi jadi deket banget pas LIMA dan bisa berteman di luar basket. 

Jacquelyn Chandra, S1 Business 2020

Ibarat kerja kelompok dalam sebuah mata kuliah atau project kampus, basket juga mengandalkan strategi yang sama, yaitu kerja sama. Tanpa ‘resep’ tersebut, tentu permainan tidak akan berjalan dengan lancar dan maksimal karena setiap langkah atau keputusan yang dibuat oleh pemain, harus juga diyakini oleh satu tim di lapangan. “Kerja sama antar tim itu butuh keberanian, kita mau masukin bola ke ring saja juga butuh keberanian dan keyakinan,” curhat Shema Remanuel, pemain dengan nomor jersey 8.

Selain kerja sama, ada satu hal yang selalu menjadi incaran pemain basket, yaitu chemistry. Elemen ini tidak hanya membangun kerja sama yang baik, tetapi membangun kepercayaan dan sikap saling menghargai antar anggota tim. “Setiap olahraga pasti butuh sportifitas yang tinggi. Se-simple nggak meremehkan musuh itu juga bisa kita bawa ke kuliah, yaitu dengan memandang kalau everyone is equal dan nggak membandingkan orang lain lebih tinggi atau lebih rendah,” ungkap Valerie Josephine Wiranata, pemain basket sejak duduk di bangku SD.

Basket itu ngajarin aku banyak hal yang bisa diterapkan ke kehidupan sehari-hari.

Shema Remanuel, salah satu peraih field goals terbanyak dari kategori basket putri

Kalau kamu lagi mencari chemistry dengan teman kerja kelompok, kepanitiaan, atau kegiatan bersama apapun, kamu bisa tiru cara Tim Phoenix Basketball Prasmul kemarin membangun sinergi menuju persiapan main di LIMA! “Sebagai kapten, aku remind mereka untuk ingat pola dan strategi yang sudah dilatih, kemudian juga kita sempet adain beberapa kali bonding, supaya chemistry dapat, karena ada maba juga jadi biar mereka bisa lebih dekat dengan kakak tingkat,” cerita Alicia Herslin Lee, kapten dengan zodiak Scorpio ini. 

Keep Your Heads Up

Potret Keseriusan Phoenix Prasmul Tim Putri

Permainan paling berkesan di LIMA kemarin adalah game pertama, kita lawan Pakuan Bogor. Di quarter terakhir, kita kayak ada sudden realization bahwa kita bisa menang nih di Liga Mahasiswa.

Valerie Josephine Wiranata, atau akrab dipanggil Veve

Menang atau kalah, itu urusan terakhir karena ada satu elemen yang pantang dilupakan dalam permainan basket, yaitu to just have fun. Betul, ada saatnya kita harus serius dan fokus dalam permainan, tetapi ada juga saatnya kita menikmati permainan yang sedang terjadi. “Saat di lapangan, kita juga bawa have fun aja karena kita pada dasarnya suka bermain basket,” ucap Shema Remanuel. 

Apapun yang terjadi di lapangan, sudah selayaknya kita bangga karena bisa bermain di pertandingan manapun. “Sebenarnya perasaan yang aku rasakan itu seru tapi nervous karena ini baru pertama kali Prasmul ikut LIMA, tapi kita harus memberikan yang terbaik untuk Prasmul,” tutup Darren Lo, pemain basket berzodiak Taurus.

Psst! Kalau kamu bergabung dalam Student Activity Club (SAC) Phoenix Basketball dan bermain di LIMA kemarin, ada titipan pesan dari ketua pengurusnya nih!  “Thank you so much kalian sudah mau luangkan waktu dan tenaga kalian untuk SAC Basket kita, sudah bawa nama Prasmul di kompetisi nasional. Kalian inspire semua orang, termasuk saya,” tutup Brian Asadele Ellma, mahasiswa S1 Branding. 

Learn from Your Mistakes

Prasmull vs. STIE Indo

Ketika permainan basket selesai, kira-kira apa saja yang dievaluasi? Teknik bermain, strategi, dan pola bermain mungkin menjadi jawaban kamu. Walau jawabannya benar, ada satu hal lagi yang tidak boleh lupa dievaluasi, yaitu persiapan dan prosesnya! Sebagai tim representasi olahraga basket Universitas Prasetiya Mulya, Tim Phoenix Basketball tidak hanya mengevaluasi setiap permainan, tetapi sampai mempertimbangkan pembelajaran dari satu tahun yang lalu! “Tahun lalu mau ikut tapi nggak dapat slot, jadi kita mau coba lagi di tahun ini. Kebetulan kita dapat informasi lebih cepat dan sudah siap sebelum pendaftaran dibuka, jadi hari-H pendaftaran dibuka, kita langsung daftar,” ungkap Alicia. 

Kalau secara personal, yang bisa dikembangkan dari aku adalah memperbanyak latihan secara individu dan jaga fokus aku dalam bermain basket.

Darren Lo

Setelah evaluasi tim selesai, terbitlah evaluasi mandiri. Sebagus apapun permainannya, pasti ada saja yang bisa ditingkatkan untuk pertandingan selanjutnya. “Aku jujur merasa kurang puas dengan permainan aku di LIMA. This is my first liga, pertama kalinya main di liga yang profesional dan serius sebagai seseorang yang biasa main 3×3, kalau ini 5×5,” tutup Jacquelyn Chandra.

Graciela

Add comment

Translate »