Cerita Prasmul
Ciptakan Citra, Bangun Keberhasilan a la Helmy Yahya

Ciptakan Citra, Bangun Keberhasilan a la Helmy Yahya

Sebagai institusi pendidikan yang berbasis bisnis, kualitas lulusan dan bisnis yang dirintis lulusan menjadi salah satu prioritas utama Prasmul. Terlebih dengan persaingan bisnis yang semakin ketat dan usaha serta pasar yang semakin beragam, tentunya ada banyak upaya untuk mengoptimalkan bisnis agar menonjol di mata pelanggan.

Salah satu cara tersebut diperkenalkan lagi oleh Helmy Yahya dalam sesi Personal Branding for Entrepreneur yang diadakan Sabtu lalu, 27 April 2024, secara hybrid. Bagi Helmy, personal branding adalah salah satu kunci ampuh untuk mengunci kesetiaan pelanggan, di samping inovasi. Ia mengibaratkan branding, utamanya personal branding, sebagai perumpamaan peribahasa ‘Tak kenal maka tak sayang’.

Suasana sesi Personal Branding for Entrepreneur

“Kalau kita tidak dikenal, kita tidak akan pernah dipilih,” tegas pria kelahiran tahun 1962 tersebut. Branding menjadi penjembatan antara usaha dan konsumen, yang memperkenalkan konsep sebuah produk atau jasa, dan cerita-cerita di baliknya untuk membangun kedekatan dan hubungan yang hangat pula.

Pun, dengan branding yang kuat, sebuah usaha akan menemukan banyak kemudahan di kemudian hari.

“Kalau kita sudah punya brand bagus, enak. Cari investor gampang, cari supplier gampang, karena orang percaya. Because brand is trust.” 

How to Do It Consistently 

Helmy Yahya

Sebetulnya, membangun sebuah brand dan menciptakan citranya bukan sesuatu yang begitu sulit. Tantangan yang sesungguhnya dimulai ketika kita bertemu dengan kata ‘konsistensi’. Tim Prasmul menyempatkan diri untuk bertanya pada Helmy kiat-kiat untuk konsisten menjalankan personal, product, ataupun corporate branding.

“Sebelum mempromosikan brand, harus dipikirkan dulu. Kita mau jadi apa? Brand kita mau jadi apa? Kita mau dikenal sebagai apa? Setelah ketemu, set the goal.”

Pertanyaan-pertanyaan itu menjadi titik-titik pemeta tujuan usaha Anda. Helmy juga menambahkan bahwa memiliki tunnel vision adalah kunci untuk menjadi konsisten. Maksudnya, jangan sampai branding yang dijalankan malah merambat ke berbagai macam konsep.

“Misalkan di personal branding, Anda tambahkan menyanyi, berkebun, dan lain-lain dalam satu citra. Ketika audience melihat, mereka akan bingung,” tuturnya.

Helmy juga menambahkan dua resep lain yang membuat branding Anda akan menjadi kuat: ”Skill dan juga keinginan untuk belajar,” sebut motivator berusia 62 tahun tersebut.

Sesi foto bersama di Personal Branding for Entrepreneur

Graciela

Add comment

Translate »