Masih hafalkah kamu dengan sejarah rempah-rempah Indonesia? Ingatkah bagaimana rempah-rempah ini yang menjadi alasan bangsa Eropa datang ke Indonesia? Pastinya masih inget dong! Tetapi rupanya cerita tersebut belum selesai deh. Kita tidak sempat diceritakan mengenai kisah rempah-rempah Indonesia saat ini dan bagaimana masa depannya. Ini dia pertanyaan yang akan terjawab di International Flavorscape Indonesia (IFID), sebuah project akhir dari mahasiswa/i S1 Program Studi Pariwisata Universitas Prasetiya Mulya yang akan mengajak kita untuk menjelajahi Trails of Spices!
Merayakan Rasa dan Makna Rempah-Rempah
Siapa bilang kalau rempah-rempah itu hanya sekedar bumbu di dapur? Rempah-rempah memiliki peran tak tergantikan dalam kekayaan kuliner Indonesia, lho! Ambil contoh, Rendang, sebuah hidangan yang diakui sebagai makanan paling lezat di dunia. Hal ini terjadi tentu saja berkat aroma dan rasa dari rempah-rempah sebagai bahan utamanya. Agar kekayaan ini bisa terus menerus menjadi identitas kuliner Indonesia, dua jurusan Prodi Pariwisata Prasmul, yaitu S1 Event dan S1 Hospitality Business bergabung dalam satu misi yang sama, yaitu memberikan wawasan kepada generasi muda dan UMKM sambil membahas masa depan yang cerah bagi rempah-rempah Indonesia.
Kami menyadari bahwa sejak zaman dulu, rempah-rempah Indonesia telah menjadi daya tarik yang luar biasa, bahkan sampai dijajah oleh bangsa lain. Makanan, sebagai bagian integral dari kehidupan manusia, juga menjadi hal yang sangat penting. Oleh karena itu, kami menganggap bahwa isu ini perlu dibahas dengan cara yang berbeda dan kreatif. Sebagai generasi muda, kami memiliki keinginan kuat untuk turut berkontribusi dalam memajukan kekayaan Indonesia ini dengan cara yang kami miliki.”
Fadila Rahmawati, Ketua Pelaksana IFID
Tidak hanya dirayakan oleh mahasiswa/i Prasmul, tetapi IFID ini juga menjadi wadah perayaan ini bagi UMKM yang bergerak di industri rempah-rempah, Indonesia Gastronomy Community, Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia, Asosiasi Perusahaan Pameran Indonesia (ASPERAPI) dan bahkan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno yang hadir secara online! “Harapan kami adalah IFID dapat terus berjalan dan membawa tema yang lebih menarik lagi serta membantu UMKM agar dapat berkoneksi dan membagi ilmu tentang hal-hal yang jarang warga Indonesia ketahui,” ungkap Natasya Amabel, Wakil Ketua Pelaksana IFID.
Setiap Sesinya Menggoda Selera!
Lobi bawah dari Assembly Hall JCC tampak disulap oleh mahasiswa/i ini untuk membawakan pengalaman yang lebih otentik ketika kita menjelajahi kisah bagaimana rempah-rempah bisa terkenal di Indonesia dan menjadi hal yang paling dicari oleh orang Eropa melalui tiga bentuk acara, yaitu exhibition, conference, dan workshop. “Harapan kami adalah IFID dapat terus berjalan dan membawa tema yang lebih menarik lagi serta membantu UMKM agar dapat berkoneksi dan membagi ilmu tentang hal-hal yang jarang warga Indonesia ketahui,” ungkap Natasya Amabel.
Mau belajar tentang sejarah dan jalur rempah? IFID menyediakan ruangan Exhibition: Spices in Time yang unik banget, lho! Selain kamu bisa belajar tentang sejarahnya, kamu juga bisa langsung memegang dan mencicipi berbagai jenis rempah-rempah yang khas di Indonesia. Ada juga Spice Talks, yang membahas daya saing rempah-rempah kita di pasar internasional! Talkshow ini mengundang beberapa sosok yang penting di industri rempah, seperti Kementerian Perdagangan, KADIN Bidang Pertanian, Mustika Ratu, Jamu Deka, dan masih banyak lagi!
Terakhir, to spice things up, ada satu ruangan lagi yang nggak kalah populer, yaitu workshop di Studio IFID! Bekerja sama dengan Rumah Atsiri, pengunjung bisa membuat body mist dan hand cream dengan wangi rempah! “Aku tertarik banget karena di workshop-nya ada essential oil dari blackpepper dan ketika dicampur dengan bahan lain untuk bikin body mist, masih tercium rempahnya. Selain itu, juga ada personality test yang bisa jadi panduan kita untuk pilih scent body mist-nya,” cerita Inda, salah satu peserta workshop di IFID.
Perspektif Baru dari Rempah-Rempah
Menariknya, tidak hanya pengunjung dan UMKM yang belajar dan mendalami tentang harta karun Indonesia yang satu ini, tetapi IFID juga menjadi media belajar bagi mahasiswa/i S1 Prodi Pariwisata Universitas Prasetiya Mulya. Sebagai bagian dari project tugas akhir mata kuliah MICE Management di semester 5, mereka ditantang untuk mempraktikkan apa yang sudah dipelajari di kelas.
Sebagaimana IFID yang digelar untuk pertama kalinya, menyelenggarakan acara MICE ini juga menjadi pengalaman perdana bagi mereka sebagai mahasiswa/i Prasmul. Mulai dari mencari ide, hingga menyusun konsep, semua mereka jalankan bersama-sama dari 0. “Diskusi kami berawal dari ide MICE dalam kopi karena industri kopi sangat menarik bagi masyarakat secara luas dan kami sadar bahwa kopi adalah bagian dari rempah-rempah. Setelah kami melakukan riset tentang rempah-rempah, ternyata rempah menjadi salah satu isu yang menarik karena kesannya kami hampir melupakan industri rempah yang masih membutuhkan perkembangan dan perhatian dari anak muda,” tutup Natasya Amabel, mahasiswi S1 Hospitality Business 2021.
Tantangan utama selama menjalankan IFID adalah manajemen tim, terutama karena batas waktu persiapan yang singkat, kurang dari 3 bulan, dengan tim yang cukup besar. Miskomunikasi menjadi hambatan serius dalam kinerja tim, namun menciptakan lingkungan kerja yang terbuka dan mendukung dapat meningkatkan kolaborasi dan keterlibatan tim, membantu mengatasi tantangan dalam manajemen waktu yang terbatas. ”
Fadila Rahmawati, mahasiswi S1 Event 2021
Add comment