Cerita Prasmul
Total 36 Mahasiswa dari Indonesia, Taiwan, dan Korea Kerja Sama Cari Solusi untuk Startup Indonesia

Total 36 Mahasiswa dari Indonesia, Taiwan, dan Korea Kerja Sama Cari Solusi untuk Startup Indonesia

Perdagangan dan edukasi jadi dua topik yang mempererat simbiosis mutualisme antara Indonesia dengan Taiwan dan Korea. Hubungan yang terjalin selama enam tahun dengan Taiwan ini sudah mendukung ekspor-impor dan pertukaran pelajar antar keduanya. Persahabatan serupa juga dirajut dengan Korea Selatan yang sudah berlangsung selama 50 tahun.   

Lalu, bagaimana dengan institusi pendidikan di dalamnya? Universitas Prasetiya Mulya (Indonesia), National Taiwan University College of Management (Taiwan), dan Woosong University – Solbridge International School of Business (Korea Selatan) sepakat untuk mengadakan Asia Business Case (ABC) Program yang melibatkan 12 mahasiswa S2 dari masing-masing kampus.

Kira-kira bagaimana keseruan program ini? Selengkapnya di artikel ini.

Tukar Pengetahuan, Tukar Pengalaman, Tukar Pikiran

Tujuan mendasar dari penyelenggaraan program ini adalah untuk menjembatani dan memberikan akses kepada mahasiswa dari Indonesia, Taiwan, dan Korea Selatan untuk eksplorasi dan memahami situasi bisnis, industri, perusahaan, dan budaya dari masing-masing negara. Kesempatan ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi setiap kelompok. Di tahun pertama ini, Universitas Prasetiya Mulya berkesempatan menjadi tuan rumah.

Other than understanding how others think, understanding Indonesian culture is another level. How we politely tell Indonesian people was a big challenge, but fortunately, we had local people that could give us insight and answer lots of questions, not only our teammates but also another Indonesian student, and gradually I started to understand the culture.” – Riko Maruyama (National Taiwan University)

The challenge was forming a single idea together. How did we cope with that? It’s a matter of understanding each thought and ensuring everyone is on the same page. The alignment of the team was very important.” – Pamela Winda Gonzales (Solbridge International School of Business)

In the beginning, I thought this might be an easy class—just come here, take a break, and take a vacation from work for three weeks—but after experiencing this for a week, I didn’t expect I’d learn something because we work on the case with students from different colleges; everyone is from different backgrounds.” – Lau Hon Yin (National Taiwan University)

Supaya dapat lebih mengerti tantangan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan Indonesia, tiga bisnis milik lulusan Universitas Prasetiya Mulya pun diajak sebagai case contributor. Mereka adalah SASC, Kopi Sunyi, dan Shabu Hachi. Harapannya, para peserta dapat bertukar pengetahuan dan penglaman yang dimiliki untuk menjawab kasus yang telah diberikan, “Ikut program ini benar-benar exciting dan diluar ekspektasi soalnya bisa ketemu teman-teman dari luar, bisa kolaborasi, culture mereka beda, cara berpikir mereka berbeda, dan insight yang mereka bawa juga berbeda,” cerita salah satu peserta asal Universitas Prasetiya Mulya, Rizky Mareta Putry.

Tantangan Baru Jadi Learning Curve

Selain pengalaman berada dalam kelompok yang multikultural, tentunya ada ilmu praktikal yang mereka peroleh usai menyelesaikan kasus yang diberikan, seperti menyusun strategi yang tepat, baik dari segi pemasaran, operasional, dan aspek lainnya. 

I worked in operations for 7 years, but doing a real-life business consultancy was a good learning experience for me, especially in the marketing ideas and strategies.” – Gouree Poddar (Solbridge International School of Business)

“Seeing the bigger picture of all the business streams that make the company function as a big organization is very important when making a strategic decision. Here, since we had to do it in a short period of time, that would be one skill that I developed here.” – Alina Kovaleva (Solbridge International School of Business)

Tak hanya itu, Joanne Zhuo-En Yang, mahasiswi National Taiwan University, mengaku dapat melatih kemampuannya dalam bekerjasama tim, “When I was working, I tend to be more demanding while working in a group, but this time I got more patience. There were several times when I needed to calm down. And now, I have improved.”

Terlepas dari pembelajaran yang mereka dapatkan, mereka semua sepakat bahwa hospitality yang ditawarkan, bukan hanya oleh tim dari Universitas Prasetiya Mulya, melainkan oleh seluruh masyarakat Indonesia, sangat memuaskan.

Add comment

Translate »