Cerita Prasmul
Prasmulyan Jajaki Prestasi Baru di Kancah Moot Court Internasional!

Prasmulyan Jajaki Prestasi Baru di Kancah Moot Court Internasional!

Pada bulan April dan Juni 2021 lalu, sejumlah mahasiswa/i S1 International Business Law (IBL) Universitas Prasetiya Mulya memboyong prestasi di kompetisi hukum berskala internasional. Pertama datang dari Maria Magdalena (S1 IBL 2018)  yang berhasil memperoleh Second Runner-up (Juara 3) Best Prosecutor alias Jaksa Terbaik pada The International Criminal Court Moot Court Competition (ICCMCC) 2021.

Bukan itu saja, Aloysius Andrew Jonathan (S1 IBL 2019) bersama Gloria Angeline, Michelle Ellie Tanujaya, Ajeng Maya Safitri, dan Avena Henry juga berhasil menembus babak Advanced Rounds pada Philip C. Jessup International Law Moot Court Competition 2021, bersaing dengan 89 negara di dunia. 

Penasaran dengan persiapan dan perjuangan para Prasmul Champs dalam kompetisi peradilan semu bertaraf global tersebut? Yuk, simak tips yang dibagikan oleh Maria dan Andrew!

Go Beyond Your Limits

Terlepas dari kelihaian dalam menjalankan simulasi sidang di Moot Court Universitas Prasetiya Mulya, Maria mengaku bahwa rasa nervous sangat wajar terjadi. Bahkan Prasmulyan yang bersaing dengan 95 universitas dari 45 negara tersebut sempat merasa tidak percaya diri harus menyampaikan argumennya dalam bahasa Inggris. “Bagi aku pribadi, public speaking di Indonesia aja cukup sulit, even when in the IBL Annual Debate. I have to bite the dust when I joined the ICCMCC, karena aku lebih bisa di riset,” ujar Maria. 

Untungnya, para representatif Prasmul lainnya yang juga ikut dalam ICCMCC 2021, seperti Atika Silvia, Felicia Maria, I Made Widi Yudiatmika, Millencia Ang dan Yeselia Salim, semuanya sangat mendukung Maria. 

“Setelah selesai oral rounds yang pertama, I still felt like I cannot do it. Aku minta anggota lain aja yang jadi jaksa, jangan aku. But working with great people and in a great environment, I felt very encouraged.”

Maria Magdalena

Berkat itulah, Maria berhasil melewati babak oral rounds yang kedua bahkan menjadikan Universitas Prasetiya Mulya, satu-satunya universitas di Indonesia yang berhasil pulang dengan membawa award.

Sharpen The Saw, Always! 

Baik Jessup Moot Competition ataupun ICCMCC, keduanya sama-sama membutuhkan persiapan yang tidak singkat. Maria dan Andrew menyebutkan, mereka berlatih hingga sekitar 1 tahun dan menjalani 2 fase kompetisi. Pertama, menggali lebih dalam kasus-kasus serupa dan mengkaji dasar hukum yang relevan, sementara yang kedua mengasah skill public speaking dan debating. Wah, cukup lama, bukan?

Waktu yang lama tentunya bukan menjadi alasan untuk bersantai. Andrew berbagi, tim representatif Prasmul menyisihkan setidaknya tiga jam setiap malam untuk melakukan persiapan dan latihan. Sampai-sampai, ibarat pedang bermata dua yang dipegang oleh Lady Justice, persiapan panjang dan all out tersebut sempat membawa tantangan baru: perasaan jenuh.

“Tapi perasaan jenuh itu bisa jadi tantangan tersendiri, bagaimana sama-sama membangun kerjasama tim, juga motivasi, dan komitmen.” 

Aloysius Andrew Jonathan

Berbeda dengan Maria, kesibukan untuk menjalani kewajiban kuliah sembari magang merupakan challenge baginya untuk membagi waktu. Namun bagaimanapun, keduanya membuktikan bahwa mengasah diri dengan persiapan adalah tahap penting untuk dapat mencapai keberhasilan.

Siapkan Perbekalan Diri!

For your information, meski sama-sama mengangkat tema seputar penyebaran virus berskala global dengan model kompetisi yang juga serupa yaitu simulasi sidang, rupanya main focus dari kedua kompetisi ini jauh berbeda.

“ICCMCC itu ranahnya di International Criminal Law, sedangkan Jessup lebih condong ke Public International Law,” sebut Andrew. Tak hanya itu, jika Jessup merupakan simulasi International Court of Justice (ICJ) atau pengadilan untuk negara-negara, ICCMC bersubjek hukum perseorangan.

Di sini, mata kuliah yang sudah dikuasai dalam kelas S1 International Business Law merupakan bekal universal yang diandalkan oleh keduanya. Bagi Maria, Hukum Acara Pidana, Hukum Acara Perdata, dan Arbitration adalah salah tiga kiblat kemenangannya di ICCMCC. Sementara itu, Andrew tak mau kalah dengan berpegang pada mata kuliah favoritnya, International Law.

Congratulations, Maria, Andrew dan seluruh tim yang berhasil menjadi representatif Universitas Prasetiya mulya, sekaligus Indonesia! Jika kamu ingin mengetahui lebih dalam seputar jurusan S1 International Business Law, jangan ragu untuk mengunjungi website dan juga akun Instagram-nya, ya!

Add comment

Translate »