Ada berbagai cara yang dapat kamu lakukan untuk menghiasi hari-hari sebagai mahasiswa. Salah satunya adalah mencari dan menekuni hobi seperti Azzahra Nureyna Cintani, yang sudah tertarik dengan profesi Master of Ceremony (MC) sejak SMA. Passion-nya ini, tak semata-mata jadi penghasilan tambahan, tetap juga jadi bekal untuk karier profesionalnya nanti.
Ambil Sertifikasi Modal Tampil di Ajang Bergengsi
Cinta, panggilan akrabnya, memutuskan untuk mengambil kelas tentang MC saat berada di tahun pertama, “Jadi awalnya belum fokus banget, tapi baru tertarik ikut kelas buat dapet sertifikat itu pas semester dua,” ujarnya.
Tak berlangsung lama setelah kelas itu berakhir, ia mulai mengumpulkan beberapa pengalaman. Momen perdananya adalah menjadi pembawa acara untuk prodi. Mahasiswi Food Business Technology ini kemudian dipercaya untuk menjadi MC di berbagai kegiatan kampus.
“Semester tiga mulai aktif banget, jadi MC di acara talkshow, seminar, lomba, bahkan pernah juga dipercaya jadi MC di acara IN2FOOD, lomba internasional gitu.”
Bisa dibilang, tawaran yang awalnya datang untuk mengisi waktu luang dan mengembangkan bakat, kini menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan baginya. Sekarang, Ia sudah memiliki rate card, lho!
Public Speaking Buka Peluang Karier Baru, Termasuk Jadi Duta
Sedikit kilas balik, Cinta sebenarnya sudah melatih bakat yang dimiliki sejak awal kuliah. Ia sadar bahwa public speaking tidak hanya sebatas MC saja, tetapi bisa mengarah ke profesi lainnya, yakni broadcaster dan news anchor.
Waktu itu, pas awal kuliah kan belum sepenuhnya offline, jadi aku ikut kelas secara intens di bidang broadcasting, coba-coba ikut lomba, dan ternyata menang. Aku juga coba jadi news anchor dan eksplor banyak skill juga.
Salah satu kegiatan yang baru ditekuni adalah menjadi Duta Udara Bersih. Awalnya, pecinta musik indie ini hanya aktif mengikuti kegiatan lingkungan, seperti menanam mangrove, hingga akhirnya ada seorang teman yang mengajaknya untuk daftar jadi Clean Air Ambassador. Mendengar peluang tersebut, ia pun tertarik meskipun harus melalui serangkaian proses seleksi yang cukup panjang. “Setelah seleksi berkas, ada interview dan beberapa tahapan lagi sampai terpilih sepuluh duta dari seluruh universitas di Jabodetabek, pastinya (kemampuan public speaking) sangat berkontribusi di proses seleksi kemarin,” cerita Cinta.
Sebagai seorang duta, ia disibukkan dengan kegiatan baru untuk menyuarakan kategori udara bersih dan melakukan riset tentang kasus seputar udara bersih yang sedang hangat diperbincangkan.
Konsisten Kejar Mimpi di Bidang Pangan
Walaupun MC memiliki prospek karier yang cukup menjanjikan, alumni Labschool Kebayoran ini tetap ingin berkarier sesuai konsentrasi kuliahnya.
“Kalau aku sebenernya emang fokus ke FBT, public speaking itu salah satu dari interest aku aja. Tertarik banget di jurusan ini, karena nggak cuma belajar teori, tapi bisa eksplor banyak di lab.”
Ia merasa senang ketika bisa mengetahui ilmu sains di balik setiap makanan yang dikonsumsinya. Di sisi lain, orang tuanya pun juga lebih dulu berkecimpung di industri makanan dan minuman, yang semakin memotivasinya untuk menguasai ilmu teknik pangan.
Tak hanya itu, Cinta juga menjadikan kemampuan komunikasi sebagai modal tambahan ketika terjun ke dunia profesional nanti. “Ternyata sangat berguna, waktu aku magang, aku jadi bisa tahu cara komunikasi dengan orang yang lebih senior dan aku juga belajar tentang leadership dan teamwork lewat pengalaman organisasi yang aku miliki,” Cinta memperjelas.
Harapannya, seluruh eksplorasi yang dilakukan olehnya dapat mendukung karier dan mewujudkan mimpinya untuk bergabung dengan perusahaan ternama seperti Indofood dan Unilever.
Add comment