Cerita Prasmul
Raihanda Rafi: Ketika Bola Basket dan FIBA Jadi Panggilan – Alumni Success Story

Raihanda Rafi: Ketika Bola Basket dan FIBA Jadi Panggilan – Alumni Success Story

Raihanda Rafi

Ketika kita melangkah ke dunia kerja setelah kuliah, sudah menjadi hal yang umum untuk bersaing dengan lulusan lainnya di industri yang kompetitif. Namun, bagaimana jika tantangannya bertambah satu tingkat lebih rumit? Kamu harus mempertahankan diri di industri yang cukup segmented, bahkan baru ada satu angkatan alumni yang telah lulus? Inilah hal yang terjadi pada Raihanda Rafi. Tidak berkecil hati, alumni S1 Event 2015 ini justru berhasil membawa namanya bersinar di industri yang relatif baru baginya. Keren, kan? Yuk, kita simak kisah perjalanannya!

A Dream Come True  

Perjalanan Raihanda dalam dunia olahraga, terutama basket dimulai sejak usia sekolah dasar dan terus berkembang ketika ia masih kuliah. Di pertengahan kuliah, ia mendapatkan kesempatan untuk menjadi volunteer dalam salah satu pekan olahraga, yaitu Asian Games 2018 sebagai Deputy II – Ceremonies Department. Pengalaman ini kemudian menjadi salah satu momen penting dalam perjalanan karirnya.Pada saat kuliah kemarin, aku dikasih kesempatan untuk nonton dan berpartisipasi langsung di Asian Games. Itu jadi stimulus bahwa industri sports sebenarnya punya langkah dan impact yang luar biasa ke pariwisata,” cerita alumni tersebut.  

Kebersamaan Raihanda dan timnya di FIBA World Cup

Namanya juga hobi dan passion, pastinya tidak mengherankan kalau Raihanda memilih untuk membahas sport events sebagai topik tugas akhirnya, bukan? “Dari Asian Games itu, aku mulai coba mendalami sports dari ikut workshop, datang ke seminar-seminar, dan ngobrol langsung dengan praktisi. Bahkan di tugas akhir skripsi, aku berkesempatan untuk membahas sport,” ujar Raihanda. 

Seusai tugas akhir, Raihanda sempat dipercaya sebagai Assistant Brand Manager Marketing di Indonesian Basketball League (IBL) pada 2021, sebelum akhirnya menjabat sebagai Senior Digital Content Executive di Federasi Bola Basket Internasional atau akrab disebut FIBA di 2023 lalu. “Kalau scope of work, aku di FIBA sebagai Digital Executive awalnya. Jadi tugasku monitor dan jadi representatif Indonesia di media dan digital. Event di FIBA kan banyak, di setiap negara dia perlu representatif untuk saling memberikan update kegiatan yang dilakukan di negara masing-masing. Saat ini aku lagi ditugaskan untuk besarin Asian Champions Cup di Indonesia,” tutup alumni berzodiak Sagitarius. 

Raihanda dan Dillon Brooks

Sekarang, bersyukur banget bisa ketemu banyak pemain legend dan pemain idola di bola basket.”

Raihanda Rafi, Senior Digital Content Executive FIBA 

Show Our Worth 

“Sebelumnya tuh belum pernah ada jurusan S1 Event dan event itu merupakan hal yang dipelajari secara otodidak. Jadi ekspektasi yang dimiliki oleh kolega saat pertama kali kita masuk itu pastinya sangat tinggi,” cerita Raihanda. Datang dari latar belakang studi event, Raihanda seringkali mendapatkan tantangan tersendiri. “Challenge pertamanya adalah gimana seorang lulusan S1 Event bisa beradaptasi di event yang perusahaan sudah kenal dan kerjakan selama bertahun-tahun,” lanjut alumni yang dikenal suka bekerja tersebut. 

Leadership sangat membantu kalian untuk bisa membangun karir di sports event, karena sports event itu bagaikan media yang menyatukan atlet dan fansnya, jadi lebih banyak rules dan public policy yang terlibat,” jawab Raihanda. Namun, agar bisa bertahan di industri yang sangat dinamis, dibutuhkan lebih dari kemampuan leadership. “Kita punya system thinking yang lebih stratejik, bekal analisis dan ilmu dari kampus itu memotong banyak challenge yang kita lewati, jadinya lebih siap di medan tempur,” ungkap Raihanda.  

Ibarat sarapan, ilmu dan skill yang sudah dibekalkan kepada Raihanda berujung menghasilkan sebuah pencapaian yang luar biasa. “Jadi, sebelum FIBA World Cup 2023 kemarin, waktu itu aku pegang salah satu activation di FIBA Asia Cup. Kita bikin 2.022 orang dribble bola basket secara bersamaan di Istora Senayan. Itu challenge-nya banyak banget, karena aktivasi tersebut mau kita jadiin gong untuk meramaikan FIBA Asia Cup sebagai perhelatan bola basket terbesar di Asia.”  

Trust the Process 

Raihanda dan rekan kerjanya

Tentu saja, pencapaian dan kesuksesan Raihanda tidak akan terjadi tanpa proses yang panjang, bahkan sejak berada di bangku kuliah. “Sebenarnya sih, nggak ada yang salah dalam proses di kuliah, karena proses orang itu beda-beda,” tegas alumni yang terkenal tidak suka mie instan tersebut. Memang betul proses yang dilalui berbeda-beda, tetapi ingat, yang paling penting adalah bagaimana kita bisa memaksimalkan potensi dan jaringan yang dimiliki selama masa kuliah. 

Setiap pengalaman, baik di dalam maupun di luar kelas, dapat menjadi peluang untuk mengembangkan diri dan memperluas jaringan sosial serta profesional. “Yang paling penting sih menurut aku adalah jangan pernah merasa diri kita itu full. Kita juga harus kosongkan diri dan menyelesaikan goals kita,” tutup Raihanda. 

Graciela

Add comment

Translate »