Cerita Prasmul
6 Inovasi Game Changer dari Mahasiswa/i STEM Prasetiya Mulya – Prasmulyan Living Guide

6 Inovasi Game Changer dari Mahasiswa/i STEM Prasetiya Mulya – Prasmulyan Living Guide

Inovasi menurutku adalah suatu terobosan, bisa apa pun, yang bisa membantu kehidupan orang banyak. Baik itu produk, layanan, ide, gagasan, hukum, sistem, yang intinya bisa bermanfaat untuk banyak orang. ”

Ni Komang Candrika Kumara, Product Design Innovation 

Sebagian besar dari kamu yang membaca ini, pasti akan setuju dengan definisi inovasi yang diungkapkan oleh Candrika. Seperti yang disebutkan oleh alumni Prasetiya Mulya 2019 ini, inovasi bisa hadir dalam berbagai bentuk. Nah, tempat apa yang lebih baik untuk bereksperimen dan mungkin menciptakan produk revolusioner selain di kampus? Sama seperti Steve Jobs ataupun Elon Musk, di tingkat universitas pun kita juga bisa menjadi inovator. Belum percaya? Ini kisah enam produk karya mahasiswa/i STEM Prasmul yang game changer. Mereka telah berhasil menciptakan solusi yang tidak hanya inovatif, tetapi juga memiliki dampak yang signifikan. Yuk, kita telusuri bagaimana kreativitas dan semangat inovatif dalam menggabungkan dunia teknologi dan sains!

Waste Warrior

Valen Meicella Ishen dan timnya memiliki ide brilian saat kompetisi IN2FOOD 2023: mengoptimalkan yang sudah ada. Dari sinilah lahir “Waste Warrior”, sistem yang melacak sampah harian hotel untuk mengurangi pemborosan makanan. “Kalau aku lihat, kontribusi aku di tim saat itu terbagi atas dua, strategi dan design. Aku terbantu banget dengan mata kuliah Creativity and Technology Innovation, karena bikin aku terbiasa dengan proses berpikir untuk mencari dan memantapkan ide,” cerita Valen. Mahasiswi jurusan Digital Business Technology (Software Engineering) dan teman-temannya dari berbagai universitas, dan bahkan negara lain tidak hanya menciptakan sistem pelacak, tapi juga memasukkan elemen sosial dengan leaderboard untuk mendorong hotel bersaing dalam kebersihan. Tak disangka, inovasi ini menarik perhatian Marriott International, perusahaan hotel ternama di dunia, lho!

Hologram Buffet (HOBU)

Tampaknya, tidak hanya Valen yang memenangkan hati Marriott International, karena Alexander Bryan dari Food Business Technology juga berhasil meraih prestasi di IN2FOOD 2023! Manusia pada umumnya selalu “makan” dengan mata dan visual terlebih dahulu. Sayangnya, kebutuhan ini berpotensi untuk menciptakan sampah makanan di hotel-hotel. Berkat HOBU: Hologram Buffet, kini hal itu bukan menjadi masalah lagi! Teknologi hologram ini akan melakukan hal yang sama (tanpa sampah makanan, tentunya!), yaitu memvisualisasikan produk makanan pada live cooking station, meningkatkan nilai restoran dengan teknologi menarik. Menariknya, mata kuliah Safe Food Handling for Culinary dan Quality Management di kelas tidak hanya membantunya, tetapi juga membuka matanya. “Pelajaran ini membahas mengenai guideline bagaimana kondisi lingkungan, food handler, dan peralatan kitchen  yang perlu diperhatikan. Kemudian, mata kuliah Quality Management juga membuat saya belajar beberapa analysis tools yang dapat digunakan untuk mengontrol kualitas dari proses produksi makanan,” ungkap Alexander. 

Allianz CyberSecure Pro 

Kamu pebisnis, tapi takut privasi kamu tidak aman? Nah, itu bukan lagi masalah. Karena Putri Nurul Hasanah, mahasiswi Business Mathematics ini sudah menciptakan inovasi baru saat berkompetisi di Allianz Indonesia MasterClass 2023! Inovasi yang Putri buat memasuki pasar asuransi, dengan fokus pada perlindungan sosial media dan privasi serta proteksi bagi pebisnis yang sering di-hack, lho! “Proses pembuatannya yang paling menantang itu saat explore tentang specs produk yang kira-kira fit dan cocok. Selain itu gimana cara cari data pendukung dan buat financial projectionnya,” ucap Putri.

AI Based Electricity Meter Monitoring System Off-Grid Solar 

Kompetisi bukan satu-satunya tempat dimana inovasi mahasiswa/i STEM datang. Kenalin, Muhammad Cakra Dwi Putra, mahasiswa jurusan Computer System Engineering ini menciptakan suatu terobosan saat magang, lho! Selama di XL Axiata, Cakra terlibat dalam proyek yang berfokus pada penggunaan OCR untuk membaca digit pada kwh meter listrik dan mengirimkan data ke sistem pemantauan berbasis web. Mata kuliah seperti AI (Artificial Intelligence), ML (Machine Learning), dan IoT (Internet of Things) yang didapat Cakra selama duduk di bangku kuliah membuatnya terbantu dalam menyelesaikan proyek penuh tantangan ini. “Saya belajar tentang integrasi teknologi yang kompleks dan pentingnya memahami konteks industri. Selain itu, manajemen proyek dan pemecahan masalah menjadi keterampilan kunci yang diperoleh,” tutup Cakra. 

PV System for Agrosilvopastoral Intensification Water Pump di Gunung Kidul

Apa yang akan kamu lakukan ketika lahan pertanian yang menjadi penopang ekonomi masyarakat Wiladeg, Gunungkidul tidak produktif? Kalau bagi David Setianto Yustus dan teman-temannya, jawabannya adalah memanfaatkan sumber daya lain! “Dengan potensi air yang baik di wilayah setempat dan energi matahari yang berlimpah, maka ide pompa air bertenaga surya untuk kebutuhan irigasi lahan menjadi sangat relevan,” ungkap David. Dengan adanya air irigasi disaat musim kemarau lahan dapat berproduksi yang dapat meningkatkan hasil pendapatan petani hingga 600%, lho! Keren banget kan? Tentu saja, project ini tidak hanya berdampak pada petani di Gunung Kidul, tetapi juga bagi mahasiswa jurusan Energy Business and Technology. “Pembelajaran yang saya dapatkan dari project ini cukup banyak. Bagaimana dapat merencanakan proyek dengan baik tanpa adanya biaya yang membengkak dan waktu selesainya proyek yang terlambat. Selain itu, perancangan PLTS dari proses survei hingga commissioning menjadi pelajaran yang didapatkan dari proyek ini,” tutup David. 

Mata

I Komang Candrika Kumara

Siapa sangka kalau inovasi bisa datang setelah nonton drama Korea? Meet I Komang Candrika Kumara, mahasiswa jurusan Product Design Engineering yang menciptakan Mata, teknologi untuk membantu para tunanetra yang terinspirasi dari Drama Korea berjudul Start-Up. “Jadi waktu itu ada mata kuliah Design for Social Innovation dan tugas kita mengidentifikasi user yang merupakan seorang difabel. Nah, kebetulan aku pilih seorang tunanetra dan aku coba identifikasi problem-nya, lalu kepikiran deh, kenapa kita nggak wujudkan saja teknologi dari (drama) Start-Up itu ke dunia nyata,” ungkap Candrika. Walau sempat kesusahan mencari user, pencariannya berakhir saat beretemu dengan Komunitas Komloving. Kolaborasi ini berhasil membuat mock-up 3D yang bisa dipegang sesuai kebutuhan para tunanetra. 

Dan masih banyak lagi!

Betul sekali, kisah di atas adalah sedikit dari banyaknya berbagai produk dan inovasi yang sudah dibuat oleh mahasiswa/i STEM Universitas Prasetiya Mulya! Kalau kamu penasaran dan butuh bukti kalau inovasi itu tanpa batas, klik website STEMpreneur dan buktikan sendiri!

Graciela

Add comment

Translate »