Cerita Prasmul
Adeline Lim: Membangun Karier Lintas Benua Sejak Lulus, Berani Coba?

Adeline Lim: Membangun Karier Lintas Benua Sejak Lulus, Berani Coba?

Ia juga berbagi tips seputar peluang kerja, persiapan, hingga lika-liku bekerja di belahan bumi lain. Selengkapnya dibahas di artikel ini.

Keliling Dunia, But Make It Professional

Magang bersama PT HM Sampoerna Tbk. semasa kuliah jadi batu loncatan Adeline untuk melompat lebih tinggi. Perusahaan yang merupakan affiliate dari Philip Morris International tersebut berperan sebagai jembatan baginya untuk berkarier secara profesional di berbagai negara.

Setelah lulus kuliah, alumni S1 Business itu memulai karier sebagai Operation Executive Asia Leaf Project. Ia dipercaya untuk mengurus beberapa proyek terkait pembelian tembakau di wilayah Asia, “Kebetulan departemen aku itu global function, jadi walaupun lokasinya di Indonesia tapi scope pekerjaan aku mencakup regional Asia.”

Hanya butuh waktu sekitar 1.5 tahun baginya untuk terpilih menjadi perwakilan departemen dan  menjalani training di benua Asia, Amerika, Afrika, hingga Eropa.

Setiap region kirim young talent buat jadi perwakilan dan dalam waktu setahun, kita punya opportunity untuk ikut training program ke beda-beda negara buat belajar tentang supply chain tembakau, agronomi, dan sustainability.

Menurutnya, pengalaman tersebut merupakan sebuah privilege yang sangat menyenangkan, khususnya saat bergabung dengan tim yang begitu beragam. “It was super early in my career. Baru lulus S1, baru umur 22 tahun, tapi bisa ngerasain kerja sama orang Turki, Brazil, Portugal, Itali, dan lain-lain,” tuturnya.

Juli 2022 lalu, wanita yang gemar berkunjung ke museum tersebut diterbangkan ke Switzerland untuk memperkuat tim disana sebagai Senior Manager Sustainability Strategy. “Lalu, enam bulan yang lalu, aku dapat opportunity untuk handle scope yang lebih luas yaitu jadi Senior Manager Sustainability Strategy Global Technical Operations,” cerita Adeline. Per 1 Mei 2024, muncul promosi berikutnya sebagai Senior Manager Diversity, Equity, and Inclusion. Ini merupakan lembaran baru baginya yang sering berkutat di divisi operasional.

Dapat Global Exposure, Tanpa Culture Shock

Ketika membahas tentang kans bekerja di luar negeri, salah satu yang menarik perhatian adalah perbedaan kultur yang mungkin terjadi. Apalagi kalau rekan kerja kita berasal dari budaya yang jauh berbeda dengan Indonesia.

Menariknya, Adeline mengaku tak alami culture shock yang signifikan perihal dunia profesional, “Sejujurnya kalau soal kerjaan, aku merasa cukup lucky karena culture department-nya cukup strong, jadi kerja sama orang Indonesia ataupun Brazil, nggak beda jauh.”

Meskipun demikian, ia tetap harus menyesuaikan cara kerja dengan para kolega. “Sebenernya balik lagi tergantung orang masing-masing ya. Memang ada kebiasaan atau working style dari culture tertentu, jadi harus adjust lagi kalau kerja sama orang baru,” Adeline bercerita.

“Paling kalau sehari-hari, lumayan kaget dan bingung dengan kebiasaan di masing-masing negara. Contoh di Switzerland, toko-toko, supermarket tutup jam tujuh dan hari Minggu tutup. Kalau di Indonesia, kita pulang kantor jam sepuluh masih pada buka. Bingung deh kadang mau kemana.”

Kemampuan Bahasa dan Strategi Karier Jadi Faktor Penentu

Pasti pertanyaan yang terlintas adalah bagaimana cara bekerja di luar negeri? Menurut Adeline, persiapan pertama yang harus dilakukan adalah bahasa, “Pastinya bahasa, bukan hanya untuk daily conversation, tapi juga business communication skills, karena kalau kita kerja dengan tim dari luar negeri, bakal writing email, report, PPT, etc.”

Poin kedua adalah punya strategi yang matang. “Kalau memang goal-nya mau kerja di luar negeri, mulai dari sekarang harus pilih tipe pekerjaan dan tipe perusahaannya,” ia menjelaskan. Bisa dibilang, keputusan wanita yang hobi travelling ini untuk bekerja di perusahaan multinasional adalah tepat. Ia jadi punya peluang untuk dipindah ke cabang di luar negeri.
“Yang terpenting, nggak perlu minder karena orang Indonesia itu terkenal punya etos kerja yang baik, pekerja keras, dan ramah.”

Add comment

Translate »