Gen Z sudah memijakkan kaki mereka di tempat kerja dan menjadi 38% bagian dari tenaga kerja di dunia. Kehadiran mereka memberikan dinamika baru dan segar melalui kepribadian dan kecenderungan mereka yang unik.
Itulah mengapa, Universitas Prasetiya Mulya mengajak para praktisi HR untuk menyambut banyaknya talent-talent Generasi Z ke lapangan kerja di IB Talk Prasmul, Jumat (26/4). Diadakan secara virtual, IB Talk kali ini menyorot pergeseran generasi termuda yang mengecap dunia profesional bersama Galih Sakitri, Faculty Member Prasmul.
Berdasarkan banyak sumber data dari badan-badan penelitian ternama seperti McKinsey, Galih membuka diskusi mengenai beberapa trait unik generasi kelahiran 1995-2010 ini.
“Gen Z ini mencari stability dan security,” Galih menyebut salah satu sifat utama generasi yang kerap disebut Zoomer. Beberapa trait lain yang dipaparkan oleh Assistant Professor di Prasmul ini adalah: berorientasi pada pencapaian, selalu ingin mengembangkan diri, kecenderungan untuk menghindari risiko, pragmatis, menyukai work-life balance, kompetitif.
Tidak hanya itu, durasi perhatian atau attention span mereka semakin pendek. Galih mengutip Microsoft, ternyata attention span Millennials saja cukup pendek, yaitu 8 detik, sementara Gen Z cuma 6 detik. Trait ini timbul karena mereka tumbuh sebagai digital natives, atau generasi yang lahir dan tumbuh di era teknologi, dimana segalanya menjadi digital dan lebih praktis.
“Kalau mereka nggak mendengarkan sesuatu yang kreatif, inovatif, atau dibawakan dengan seru, mereka tidak bakal lagi tertarik akan hal tersebut,” jelas Galih. “Jadi managers, penting sekali untuk menyampaikan segala hal, ide, atau objectives atau goals secara passionate atau cara inovatif untuk melibatkan mereka (Gen Z) di sebuah proyek.”
Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Gen Z juga merupakan wirausahawan natural dengan kreativitas dan keinginan mereka untuk menciptakan sesuatu yang orisinil, diseimbangi dengan pola pikir mereka yang realistis. Mereka juga terbiasa dengan memegang banyak tanggung jawab, alias multitasking.
Tidak hanya itu, Galih juga menekankan bahwa penting sekali untuk generasi pendahulu Gen Z–baik itu Millennials, Gen X, atau Baby Boomers–agar tetap terbuka.
“Managers must be assertive to new ideas. Bisa mulai dengan terbuka dan menunjukkan gestures yang friendly untuk berinteraksi dengan Gen Z,” ucap Galih. Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh managerial level untuk beradaptasi dengan dinamika baru bersama Gen Z adalah:
- Menciptakan peran kerja yang bermakna dan bernilai
- Mendukung kemajuan dan tumbuh kembang karier karyawan
- Mendorong kreativitas dan kolaborasi
- Menanamkan kepemimpinan proaktif dan bijak
- Menumbuhkan persaingan sehat agar tercipta lingkungan kerja yang menyenangkan tapi menantang
- Menjaga keseimbangan dan keselarasan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi
- Membuat kompensasi yang unik dan kreatif sesuai dengan kebutuhan karyawan
Add comment